RESUME PERTEMUAN KE-13

 

PERTEMUAN KE   : 13

JUDUL                      :  KAIDAH PANTUN

RESUME KE             : 13

GELOMBANG         : 28

TANGGAL               :  6  FEBRUARI 2023

TEMA                        :  KAIDAH PANTUN

NARA SUMBER      :  MIFTAHUL HADU, S.Pd

MODERATOR         :  DAIL MARUF, M.Pd

 

                        

 

 


Assalamu alaikum warohmatullahi wabarokaatuh, sekitar pukul 19.00 WIB sang moderator memulai acara. Selamat malam bapak Ibu semua, semoga dalam keadaan sehat dan Bahagia,  ijinkan Saya Dail Ma'ruf yang kadang dipanggil Damar menemani Narasumber dan bapak Ibu pada materi ke-13. Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, dan kita hampir sepruh dari materi KBMN 28 telah kita ikuti. Semoga dari 950-an peserta yang rutin membuat resume tetap masih di atas 200 orang, sehingga yang 200 itu kami doakan dan harapkan untuk lulus tepat waktu saat Closing ceremony atau beberapa pekan setelahnya. Baik Bapak dan Ibu hebat peserta KBMN 28 yang Luar biasa--- saya sangat senang dan bangga bisa membersamai lagi malam ini di materi yang sangat menarik dan membahagiakan yaitu : kaidah Pantun. Sebelumnya saya juga sama dengan Bapak dan Ibu adalah peserta KBMN 20 bersama Bu raliyanti, Bu Ewi Pak Mul, Bu Ros dll. Memang tak banyak yang diajak Om Jay masuk TSO atau tim solidnya : tiap angkatan hanya 1 atau 2 orang saja itupun kalau ada yang dianggap layak. Pertimbangannya ya mau Capek dan aktif menularkan motivasi menulis kepada angkatan setelahnya. Baik kita mulai acara malam ini dengan Doa bersama : bagi yang muslim baca Fatihah dan bagi agama lain silahkan menyesuaikan. Berdoa kita mulai . Berdoa Selesai. Bapak dan Ibu Hebat ada kata pepatah yang mengatakan tak kenal maka tak sayang-- supaya kita mengenal siapa narasumber kita yang bernama Miftahul hadi, S.Pd. Mari kita simak  bersama selama 5 menit CV beliau

 https://anyflip.com/wiirj/cfbd/  ini materi dan biodata .Baiklah bapak dan Ibu, karena Mas Miftah sudah ada di Grup ini dan siap masuk kelas, mari kita sambut belaiu dengan tepuk tangan yang meriah . Silahkan masuk mas Miftah dan menyapa peserta

Sang nara sumber  memasuki ruang pelatihan dan segera mengambil alih : Terima kasih ustadz Damar.

Bunga sekuntum tumbuh di taman,

Daun salam elok mahkota,

Assalamualaikum saya ucapkan,

Sebagai salam pembuka kata.

 

 Assalamualaikum, Selamat malam bapak ibu peserta KBMN PGRI gelombang 28

 

Menanam padi di musim hujan

Padi ditanam berharap panen

Mari belajar bareng mas hadi kawan

Semoga semuanya berkenan

 

Iya Mas Miftah, maah saya panggil Hadi, kadang ada yang manggil nama depan ada juga nama belakang. Kalau Mas nyaman panggil nama depan apa belakang?

Salam takzim.

Terima kasih kami ucapkan kepada om Dr. Jay yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk berbagi praktik baik di KBMN PGRI gelombang 28

 Mas Mif saja tadz

Baik Mas Mif, bagaimana kabarnya malam ini?

Kalau tuan ke pulau Mempar,

Batu terbelah di gunung Daik,

Kalau tuan bertanya kabar,

 

Alhamdulillah kabar baik. Bagaimana kabar ustadz Damar dan bapak ibu semua? Alhamdulillah-malam ini Mas Mif jawab pertnyaan kabar dengan pantun. Semoga senantiasa dalam keadaan sehat. Aamiin . Sungguh indah NKRI negeri yang kaya alam dan budayanya. Terima kasih kami ucapkan kepada ustadz Damar, yang telah membuka acara malam ini.

Luar biasa semangat bapak ibu. Kami yang ada di TSO atau Tim Solid Om Jay Kagum dengan resume mereka yang bagus BANGET

Bapak ibu, mohon ijin untuk memperkenalkan diri.

Banjir kanal jembatan patah,

Rimbun semak di pinggir kali,

Salam kenal saya mas Miftah,

Dari Demak berjuluk kota wali.

 

Kalau Puan pergi ke Pasar

Jangan lupa membeli payung

Kalau tuan ingin hatinya Bugar

Jangan lupa membuat pantun.

 

Kami juga alumni gelombang 17. https://anyflip.com/wiirj/cfbd/ Assalamualaikum ustadz, ini materi dan biodata saya. Terima kasih. Di halaman 2 biodata. Sekilas biodata saja.   Digunakan pada saat acara pernikahan (palang pintu) ya pak/bu. Bapak ibu, pantun biasanya identik dengan suku bangsa Melayu . Ataupun Betawi. Namun, tiap daerah memiliki pantun. Di Tapanuli, pantun dikenal dengan istilah ende-ende (Suseno, 2006) Memiliki empat baris dan sering disampaikan saat membuka atau menutup sambutan. Pantun jenaka ....membawa Bahagia.

Sekarang ini dimana2 formal/nonformal penggunaan pantun banyak dinantikan.

Contoh :

 

Molo mandurung ho dipabu,

Tampul si mardulang-dulang,

Molo malungun ho diahu,

Tatap siru mondang bulan.

 

Artinya :

 

Jika tuan mencari paku,

Petiklah daun sidulang-dulang,

Jika tuan rindukan daku,

Pandanglah sang bulan purnama.

 

Di Sunda, pantun dikenal dengan istilah paparikan (Suseno, 2006)

 

Elok rupanya pohon belimbing                                                                                                                     Tumbuh dekat pohon mangga                                                                                                 

Enak rasanya berbini sumbing                                                                                                              Meskipun marah ketawa juga

 

Contoh :

 

Sing getol nginum jajamu,

Ambeh jadi kuat urat,

Sing getol neangan ilmu,

Gunana Dunya akhirat.

 

Artinya :

 

Rajinlah minum jamu,

Agar kuatlah urat,

Rajinlah tuntut ilmu,

Bagi dunia akhirat.

 

Di Jawa, pantun dikenal dengan istilah parikan (Suseno, 2006)

 

Beli kain si kain katun,

Dengan renda kain di tatah,

Jika ingin pandai berpantun,

Belajarlah pada mas Miftah.

 

 Contoh :

 

Kabeh-kabeh Gelung konde,

Kang Endi kang Gelung Jawa,

Kabeh-kabeh ana kang duwe,

Kang Endi kang durung ana.

 

Artinya :

 

Semua bergelung konde,

Manakah si Gelung Jawa,

Semua sudah ada yang punya,

Siapakah yang belum punya.

 

Nah, karena di Indonesia banyak ragamnya


 

 


Pantun diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak benda  pada sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis (17/12/2020)


 


Pada hakikatnya, sebagian besar kesusastraan tradisional Indonesia membentuk pondasi dasar pertunjukan genre campuran yang kompleks, seperti "randai" dari Minangkabau wilayah Sumatra Barat, yang mencampur antara seni musik, seni tarian, seni drama, dan seni bela diri dalam perpaduan seremonial yang spektakuler. Dari berbagai macam pantun dari tiap daerah, berikut terdapat definisi pantun. Pantun menurut Renward Branstetter (Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018; Setyadiharja, 2020) berasal dari kata “Pan” yang merujuk pada sifat sopan. Dan kata “Tun” yang merujuk pada sifat santun. Kata “Tun” dapat diartikan juga sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019). Pantun berasal dari akar kata “TUN” yang bermakna “baris” atau “deret”. Asal kata Pantun dalam masyarakat Melayu-Minangkabau diartikan sebagai “Panutun”, oleh masyarakat Riau disebut dengan “Tunjuk Ajar” yang berkaitan dengan etika (Mu’jizah, 2019).

Kegunaan pantun itu ternyata banyak sekali. Selain untuk komunikasi sehari-hari pada zaman dahulu. Pantun bisa juga digunakan untuk mengawali sambutan pidato. Bisa juga untuk lirik lagu, perkenalan, ataupun dakwah bisa juga disisipi pantun.


 


Selain itu Pantun juga melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar.


 


Mari bapak ibu, kita kupas satu persatu tentang pantun. 1 bait pantun terdiri atas empat baris. Lalu, satu baris itu idealnya terdiri atas empat sampai lima kata. Kemudian, satu baris pantun terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata. Asal tidak melebihi dua belas suku kata. Tiap baris terdiri dari Delapan sampai dua belas suku kata.




Baris pertama dan kedua disebut sampiran. Baris ketiga dan keempat disebut isi. Nah, kalau yang ini disebut persajakan. Pantun yang baik, memiliki sajak a-b-a-b. Apakah boleh pantun menggunakan sajak a-a-a-a??. Boleh saja, namun akan mengurangi keindahan pantun itu sendiri.

 

Contoh :

 

Kabeh-kabeh Gelung konde,

Kang Endi kang Gelung Jawa,

Kabeh-kabeh ana kang duwe,

Kang Endi kang durung ana.

 

Pantun  ini bersajak a-b-ab.

 

Pantun dua baris disebut juga karmina atau pantun kilat.: Cara menentukan persajakan, bisa kita lihat Rima (bunyi akhir) tiap baris.

 

Contoh :

 

Sudah gaharu Cendana pula,

Sudah tahu bertanya pula.

 

Baru tahu kalau namanya karmina .


 


Lalu, apa bedanya pantun, syair, gurindam dengan karmina??

 


 


Syair, hampir sama seperti pantun. Terdiri atas empat baris. Memiliki sajak a-a-a-a. Baris satu sampai empat memiliki hubungan/saling berkaitan.

 

Inilah kisah bermula kawan

Tentang negeri elok rupawan

Menjadi rebutan haparan jajahan

Hidup mati pahlawan memperjuangkan

 

Engkau telah mafhum kawan

Penggenggam bambu runcing ditangan

Pemeluk tetes darah penghabisan

Syahdan, Tuhan karuniai kemerdekaan.

 

 Ini contoh syair . Seperti puisi diksinya lebih mendalam,  kadang sangat indah membuat hati terbuai.

Nah, kalau gurindam hanya terdiri atas dua baris. Memiliki sajak a-a. Baris pertama dan kedua saling berhubungan.. Ingat Arya D0wipangga dalam Tutur tinular yang meluluhkan banyak wanita cantik

Contoh gurindam :

 

Jika rajin salat sedekah,

Allah akan tambahkan berkah.

 

Gurindam singkat padat –bermakna.

 

Karmina, terdiri atas dua baris. Baris pertama dan kedua tidak ada hubungannya.

Gurindam juga  :  2 baris

Sebab akibat.

 

Itulah perbedaan pantun, syair, gurindam dan karmina.

 


 


Bapak ibu, membuat pantun itu mudah, sangaaatt mudah


 


 


 

 




Jalan jalan ke pasar baru

Jangan lupa membeli tahu

Jangan ragu walau materi baru

Silahkan bertanya, jika ingin banyak tahu

 

Satu dua tiga empat

Lima enam tujuh delapan

Siapa belajar dengan giat

Bahagia di masa depan

 

Semakin bapak ibu memiliki perbendaharaan kata dengan bunyi akhir sama, maka akan semakin  memudahkan dalam membuat pantun. Akhiran Ar, akar,Akhiran jar, ajar.




Ini contohnya bapak ibu

Carilah kata yang memiliki bunyi akhir sama. Minimal dua huruf bapak ibu.

Ini trik pertama

Trik selanjutnya, pahami ciri-ciri pantun yang sudah dijelaskan di atas.

Mulai dari ini, ke bawah

 


 


Trik berikutnya : Jika membuat pantun, susunlah baris ketiga dan keempat terlebih dahulu.

Baru yang terakhir, susun baris pertama dan kedua. Isinya dulu baru sampiran.

Kalau sampiran dulu, nanti keluar nya jalan-jalan lagi .

Itu beberapa trik mudah membuat pantun

Lalu terkait persajakan dan Rima dalam pantun

Ada beberapa persajakan. Rima akhir

 

Pohon nangka dililit benalu,

Benalu runtuhkan batu bata,

Mari kita waspada selalu,

Virus corona di sekitar kita

 

Bena lu

Ba ta

Sela lu

Ki ta

 

Ini yang disebut Rima akhir. Hanya akhir baris yang sama bunyinya. Ini tingkatan pantun yang paling mudah.

 

Kemudian yang kedua Rima tengah dan akhir

 

Susun sejajar bungalah bakung,

Terbang menepi si burung elang,

Merdeka belajar marilah dukung,

Wujud mimpi Indonesia cemerlang.

 

Rima tengah dan akhir.

 

Lihat kata kedua dan kata terakhir.

Baris pertama dan ketiga

 

Seja jar dan ba kung

Bela jar dan Du kung

 

Baris kedua dan keempat

 

Mene Pi dan e Lang

Mim Pi dan cemer lang

 

Ini tingkatan yang mudah, jika dilatih terus menerus .

 

Rima awal, tengah dan akhir

 

Jangan dipetik si daun sirih,

Jika tidak dengan gagangnya,

Jangan diusik orang berkasih,

Jika tidak dengan sayangnya.

 

 Ini persajakan yang ketiga,  Rima awal, tengah dan akhir.

 

Baris pertama dan ketiga

 

Ja ngan dipe tik si daun sirih,

Ja ngan diu Sik orang berka sih,

 

Baris kedua dan keempat

 

Ji ka ti dak dengan gagang nya,

Ju ka ti dak dengan sayang nya.

 

Ini tingkatan yang agak sulit .

 

Rima lengkap

 

Bagai patah tak tumbuh lagi,

Rebah sudah selasih di taman,

Bagai sudah tak suluh lagi,

Patah sudah kasih idaman.

 

Persajakan yang terakhir

Semua kata tiap baris memiliki bunyi yang sama

 

Demikian materi yang dapat kami sampaikan

 

 

 

Comments

Popular posts from this blog

RESUME PERTEMUAN KE-30

RESUME PERTEMUAN KEDUA KBMN 28