RESUME PERTEMUAN KE-9

 

PERTEMUAN KE   : 9

JUDUL                      :  MENULIS ITU MUDAH

RESUME KE             : 9

GELOMBANG         : 28

TANGGAL               :  27 JANUARI 2023

TEMA                        :  MENULIS ITU MUDAH

NARA SUMBER      :  PROF DR NGAINUN NAIM

MODERATOR         :  LELY SURYANI , S.Pd SD

 



 

 

 

Waktu telah tiba hari Jumat tanggal 27 Jnuari 2023 pukul 19 lebih sedikit. Sang moderator memasuki ruang sesi dan segera memulai Acara : Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh .Selamat malam bapak ibu hebat.. Semoga semua selalu sehat..Dapat belajar ilmu - ilmu bermanfaat..Baik di dunia maupun akhirat. Puji syukur selalu kita panjatkan ke hadirat Tuhan Penguasa Alam. Yang tidak pernah tidur siang dan malam. Sembah sujud dari hati yang paling dalam. Semoga dapat hidup bahagia dan terbebas dari dunia kelam. Aamiin2 ya Robbal 'alamin. Yang terhormat Om Jay...Dr Wijaya Kusumah, selaku Founder yang selalu ramah. Yang terhormat para Narasumber hebat, yang selalu mencurahkan ilmu - ilmu pencerahan dan menjadi bekal sebagai penulis yang lebih bermartabat. Demikian juga para peserta pelatihan pada KBMN 28 yang selalu sabar, dan setia untuk selalu giat belajar. Aplaus riang gembira untuk semuanya. Perkenankanlah saya selaku moderator yang bertugas malam ini, sebagai moderator pengganti, karena moderator utama sedang dalam perjalanan menuju Yogjakarta, untuk menghadiri acara wisuda putranya. Fiiamanillah bunda Helwiyah, dan SELAMAT ATAS WISUDA SARJANA PUTRANYA, SEMOGA  ILMU YANG DIDAPAT ADALAH ILMU YANG BERMANFAAT. Itulah sedikit gambaran CARA KERJA TIM SOLID OM JAY...yang siap bertugas kapan saja, siap bertukar jadwal dengan siapa saja atau siap mendampingi Narasumber mana saja. Tidak bisa kerja pilih - pilih, karena semua sudah menjadi KOMITMEN TIM, dengan bayaran fantantis.. 3M..🤲🤲 Okeh bapak ibu Hebat...Berbicara masalah komitmen dan konsisten menulis... harus dipegang teguh oleh penulis jika ingin ada perubahan pada dirinya..Perubahan ke arah yang positif tentunya. Nah sangat berkaitan nih.. karena saya dipandang punya komitmen.. dan  konsisten dalam menulis..Maka saya mendapat IJIN dari Om Jay.. untuk menulis Biografi beliau... Tereret... ini penampakan covernya👇👇👇



Dan tak tanggung2.. saya diberi amanah untuk mengeditkan buku beliau juga... walaupun hasilnya belum maksimal... Maklum.. masih pemula... wajar saja bukan? Nyatany diterima juga  hasil editan saya oleh Perpusnas..




Wow... bisa Bapak ibu telusuri .




Nah kedua buku itu lahir bersama - sama. Okelah... suatu saat kita bahas lebih dalam lagi. Bapak Ibu yang senantiasa menjadi pembelajar sejati..Malam ini kita dibersamai oleh Narasumber yang juga seorang Kyai..Beliau adalah Prof. Ngainun Naim yang juga seorang dosen di Perguruan Tinggi Negeri. Menulis itu mudah merupakan tema yang akan beliau bagikan dengan berbagai tips dan triknya di malam ini. Sebelumnya..mari kita buka terlebih dahulu dengan berdoa bersama, agar kegiatan kita lancar adanya dari awal hingga paripurna. Mohon bapak ibu supaya  duduk dengan sikap sempurna, berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing - masing...Berdoa.. mulai....Ber doa selesai. Sambil menanti kehadiran narasumber, alangkah baimnya, kita jelajahi dulu Profil beliau ini..

Prof. Dr. Ngainun Naim, lahir di Tulungagung, 19 Juli 1975, tinggal di Parakan RT 11 RW 04 Trenggalek dan Beliau seorang  Guru Besar di IAIN Sayyid Ali Ramatullah Tulungagung Jawa Timur. Sebagai Guru Besar, Beliau memiliki 47 buku yang sudah diterbitkan, wah banyak juga ya...dengan judul yang bervariasi, diantaranya ada yang tema tentang menulis. Artikel dalam jurnal pun demikian, sangat banyak,  dapat dikunjungi di Google Scholar Beliau dengan alamat 

https://scholar.google.co.id/citations?user=SbPI0fkAAAAJ&hl=id&oi=ao

Hebat banget tuh kan..? Semoga kehebatannya menular kepada kita2.. Hehee.. dengan saya tidak usah kenalan lagi lah yao...Sudah sering japri - japri an kan ?..Hehee... ngaku ajah..Bapak ibu...Tanpa membuang waktu lagi.. dan tak sabar menahan curahan ilmu dari Narasumber.. yang ibaratnya sumur yang tidak akan habis airnya...Maka saatnya kita siapkan wadah yang  besar untuk menampungnya. Mari kita Sambut Prof. NGAINUN NAIM dengan meriah. Monggo Prof.. Waktu saya haturkan sepenuhnya . Begitu renyah , meriah dan cerianya serta penuh semangat sang moderator dalam membuka acara.

Sang naras umber segera ambil alih, karena sudah dipersilahkan oleh sang moderator : Terima kasih Bu @LELY SURYANI yang menjadi moderator malam ini. Assalamualaikum Wr Wb. Waalaikum salam warohmatullohi wabarokatuh . Malam ini saya mendapatkan amanah itu menyampaikan materi WRITING IS EASY? Topik ini menarik. Saya tidak akan menjelaskan bahwa menulis itu mudah atau sulit. Saya hanya ingin mengajak Bapak Ibu sekalian bisa menulis. Caranya satu: dengan menulis. Sekali.. alias menarik banget. Pertanyaannya: apa yang mau ditulis? Saya punya satu tulisan sederhana. Tulisan beberapa tahun lalu.  https://ngainunnaim.blogspot.com/2016/06/suatu-sore-di-bulan-ramadhan.html. Tulisan ini hanya beberapa paragraf. Berkisah tentang suasana ramadhan di ALun-Alun Trenggalek tempat saya tinggal. Ayyok.. kita baca2 sebentar.. Yang sudah membaca.. ada berapa paragraf coba? https://www.spirit-literasi.id/2022/12/dari-wa-ke-dunia-nyata.html. Ini contoh lagi tentang kisah pertemuan saya dengan seorang sahabat yang sebelumnya hanya saya kenal di WA.  Kalau ini tulisannya lumayan panjang. Ini agak panjang ya Prof..? Intinya saya ingin menyampaikan salah satu kunci menulis yang mudah:

1) Menulislah hal-hal sederhana yang kita alami.




Saya mengalaninya...Minggu  di kopdar Jogja kita ketemu Prof. Sudahkah meninggalkan jejak di sana master? Sela Pak Dail Maruf. Terima kasih Pak @DAIL MARUF YASALAM jawab narasumber. Jadi pengalaman hidup sehari-hari itu sumber tulisan yang subur. Kita akan mudah menuliskannya karena kita menceritakan apa yang kita alami. Tinggal kita memilih aspek apa yang mau kita ceritakan.Tidak usah bingung2 mencari ide yang lain ya Prof.? Ya. Jadi ya apa yang kita alami sehari-hari. Tulis saja. Jangan takut salah atau jelek. Takutlah jika tidak menulis . Bapak Bapak Ibu sekalian. Jika kunci (1) dijalankan, menulis akan mudah.

Kunci ke (2): jangan menulis sambil dibaca lalu diedit. Itu menjadi hambatan psikologis dalam menuangkan pikiran. Nulis itu ya nulis. Keluarkan saja apa yang ada dalam pikiran secara bebas. Terus saja menulis.. Nah, selesai menulis atau karena sudah habis yang mau ditulis, tinggalkan dulu. Simpan di komputer. Jangan dibaca dulu. Cari suasana psikologis yang berbeda. Istilahnya ENDAPKAN DULU.  Saat berbeda, misalnya nulisnya pagi, maka saat sore baru dibaca. Cermati kalimat demi kalimat. Tambahkan ide yang ada jika memang perlu ditambah. Jika ada typo, perbaiki. Sebelum mengunggah ke blog atau Kompasiana, saya selalu membaca ulang tulisan saya. Bisa sekali atau dua kali. Prinsip saya sederhana: meminimalkan hal yang tidak sesuai dengan keinginan saya. Kenapa? Karena tulisan kita adalah jejak kita.  https://www.kompasiana.com/ngainun-naim.berbagi/63d1f30408a8b51db6795d52/menjadikan-literasi-sebagai-tradisi.  Ini contoh tulisan saya yang saya edit beberapa kali. Ada yang komentar tulisan saya berat-berat, padahal ringan he he he Saya menulis keduanya Bu.Berat dan ringan.he he he . Berat itu ya untuk kepentingan akademik karena saya seorang guru besar. Ringan itu untuk kepentingan publik karena saya menyukai menulis apa pun.

Ke (3) menulis tentang perjalanan. Ini juga jenis tulisan yang mudah dibuat. Guru Besar TERMUDA. Termuda sih bukan Bu. Dulu mungkin saat SK turun, satu angkatan memang termuda. Sekarang sudah banyak yang lebih muda. Hehee.. mana tulisan tentang GuBes Termuda Prof.. ? Kayaknya saya juga membaca dan komentar..https://www.spirit-literasi.id/2022/01/kado-sangat-indah-di-awal-tahun.html. Ini ya Bu he he he. Karena saya termasuk pengikut setia Prof...Baik, saya lanjutkan ya Bu.Kita semua sangat sering melakukan perjalanan. Saya sendiri baru sampai di rumah jam 18.20 setelah dari Jakarta tadi siang. Nah, apa-apa yang kita lakukan di perjalanan bisa kita tulis.




 Tu kan.. bener.. saya ada di sana...Jika Bapak Ibu rekreasi, tulis saja hal-hal yang Bapak Ibu alami.  Itu mudah karena kita menjalaninya.: https://ngainun-naim.blogspot.com/2020/02/senja-di-pantai-warna-oesapa.html  Ini contoh catatan saya ke Kupang sebelum pandemi.

Nara sumber melanjutkan , saya akan berikan satu lagi kunci kunsi  ke-4  menulis yang membuat menulis menjadi mudah, yaitu MENULIS SECARA NGEMIL. Sedikit demi sedikit. Seperti ngemil kacang bawang . Saya nyaris setiap hari menulis beberapa jenis tulisan. Tidak banyak. Untuk blog atau Kompasiana, saya menarget 3-5 paragraf.  Untuk artikel jurnal, saya menarget 1 paragraf.  Itu target minimal. Itu yang saya perjuangkan. Pagi saya menulis artikel jurnal 1 paragraf.  Sampai di kantor saya menulis untuk blog. Paling 1-2 paragraf. Setiap hari. https://www.spirit-literasi.id/2022/04/jejak-dari-bukittinggi-dari-ngarai.html. Ini tadi yang dicari ya . Saya kira 4 hal itu saja yang saya sampaikan. Itu mudah untuk dipraktikkan. Kalau jenis tulisan ilmiah, beda lagi he he. Materi selesai narasumber  mempersilahkan moderator untuk membuka sesi tanya jawab .  Silahkan Bu @LELY SURYANI dilanjutkan dengan tanya jawab. Sang moderator langsung menyahut : Okeh..

Moderator melanjutkan acara : selanjutnya adalah sesi tanya-jawab:  Sembari memperdalam materi ..kita lanjutkan sesi TANYA JAWAB.. Pertanyaan pertama : saya Dewi dari Seruyan Kalteng. Kadang banyak orang yang menganggap menulis itu susah dengan barbagai macam alasan, bagaimana caranya agar kita bisa memberikan keyakinan kepada  mareka bahwa menulis itu sebenarnya tidak susah? Sehingga kita bisa mengajak orang2 disekitar kita juga menyukai literasi terutama menulis ini. Terimakasih. Tambahan pertanyaan Bu, apa ada contoh penulisan jurnal? Bapak narasumber segera menyampaikan jawabannya : Baik. Pertanyaan menarik dari Bu Dewi di Kalteng. Saya sejauh ini berpikir terbalik. Saya mewajibkan diri saya terus menulis. Orang lain itu tidak saya paksa untuk menulis. Jika saya menjadi teladan, mereka akan terinspirasi dan mengikuti. Sejauh ini saya memiliki banyak sekali "murid" yang menulis setiap hari. Ya, setiap hari.  Contoh penulisan jurnal: ada. https://www.spirit-literasi.id/2022/08/menulis-penelitian-dan-artikel-jurnal.html. Silahkan dikunjungi. https://scholar.google.co.id/citations?user=SbPI0fkAAAAJ&hl=id&oi=ao.  Ini Google Scholar saya. Silahkan baca sekian puluh eh sekian ratus artikel jurnal saya.

Selanjutnya Pertanyaan ke 2.: Nama: Evridus Mangung- dari NTT P1. Menulislah hal-hal sederhana. Ini pernyataan yang keren dari narsum malam ini. Pertanyaannya adalah bagaimana cara untuk mengatasi hal-hal seperti kesulitan memulai menulis pada alinea awal. Sudah ada gagasan dalam kepala tetapi tidak tahu bagaimana menulisnya. Hal ini terjadi di awal-awal sebelum menulis pargaraf pertama dalam tulisan. Langsung di jawab oleh narasumber : Terima kasih. Saya cukup sering membaca puisi beliau. Kesulitan itu biasanya karena persoalan psikologis. Takut jelek, takut salah, dan seterusnya. Itu harus dilawan. Caranya pokoknya ya ditulis. Bisa dilihat dari blog saya. Saya selalu mengawali tulisan dengan prolog sederhana. Ini sebagai pintu masuk untuk paragraf demi paragraf berikutnya. Kata salah seorang penulis: cara melawan kesulitan adalah dengan melakukan.

Sang moderator melanjutkan pertanyaan ke 3 dari ibu  Imro'atus Sholihah_dari MTsN 4 Jombang Jatim . Pertanyaannnya :Bagaimana agar menulis itu benar-benar mudah?  Beliau naras umber serta merta menjawab dengan cepat : Baik, langkah awalnya itu dipaksa. Ya, tidak ada yang benar-benar mudah dalam hidup ini. Saya bisa naik sepeda itu karena dipaksa. Ya, beberapa kali jatuh. Tapi sekarang benar-benar mudah. Ndak mikir. Dulu saya berjalan saat kecil itu juga dipaksa oleh orang tua. Sekarang benar-benar mudah. Jadi jika menulis ingin benar-benar mudah, paksalah untuk menulis setiap hari. Jika mampu menulis setiap hari selama tiga bulan, buktikan nanti akan ketagihan.

Pertanyaan ke 4. Moderator melanjutkan : Farida Lisanti Kab. Musi Rawas. Assalamu'alaikum. Prof.  melihat 2 blog yang dikirim, saya melihat dari segi penulisan. EYD dan rapi pada blog yang ke 2, dibanding blog 1. dan perbandingan di kompasiana. Apakah dalam penulisan blog ada aturan yang mengikat? atau suka-suka kita, karena saya lihat tulisan pada blog rapi, pakai rerata tengah, sedangkan pd kompasiana rerata kiri padahal sudah diedit beberapa kali oleh Prof. Terima kasih, Nara sumber menjawab : Waalaikumsalam. Semua tulisan saya usahakan untuk saya edit sebaik mungkin. Blog pertama: blogspot. Ini blog gratis. Jadi tata letak dan sebagainya sederhana. Blog kedua: spirit literasi itu berbayar. Jadi lebih bagus dari sisi isi dan tata letak. Kalau Kompasiana, saya tidak tahu. Tahunya saya unggah tulisan, sudah.

Selanjutnya Pertanyyan ke- 5.. Teguh Wiyono Bekasi Jika menyimak paparan prof. Sepertinya menulis itu memang mudah. Namun sering kali, kita terjebak dengan ego kita.. masa tulisan yang diangkat  cuma kayak gitu..bagaimana menyikapi hal ini prof? Jawaban naras umber : Lawan terbesar penulis adalah diri sendiri. Itu butuh perjuangan. Saya juga mengalaminya. Seiring perjalanan waktu, saya mengabaikan itu. Pokoknya saya menulis saja. Kualitas itu akan meningkat seiring dengan banyaknya karya yang kita hasilkan. Tentu juga harus belajar tanpa henti. Saya sampai sekarang masih terus belajar, mencari informasi, menonton YouTube, membaca, dan terus menulis. Jadi teruslah menulis. Bagaimana kualitas bisa meningkat jika berhenti menulis?

Pertanyaan ke- 6 : Toto - Kota Bekasi. Assalamu'alaikum, mohon izin bertanya, Prof. Jika nulisnya nyicil, saya sering kehilangan orientasi, jadi mesti ngumpulin lagi bayangan tentang apa yang tadi mau ditulis. Adakah cara untuk mengatasinya?  Jawaban narasumber : Tentu ada. Jadi biasakan membuat TEMPLATE atau semacam rancangan (kerangka) sederhana saat membiasakan menulis secara nyicil. Misalnya: Saya mau menulis tentang: EMPAT HAL YANG MUDAH DITULIS. Paragraf satu: buat panduan: Menulis Itu mudah apa sulit?  Paragraf 2: Menulis yang dialami. Paragraf 3: Menulis Perjalanan. Dan seterusnya. Jadi setiap paragraf sudah ada kata kuncinya biar tidak liar ke mana-mana. Itu memudahkan kita dalam mengeksekusi ide saat memilih metode NYICIL

Pertanyaan ke 7 Langsung saja :  Assalamualaikum Pak...saya Sri Mulyati dari Cirebon. Kalua kita menulis setiap hari secara Ngemil...apakah dengan judul yang berbeda bisa di buat sebuah buku?Terimakasih. Narasumber langsung menjawab : Waalaikumsalam. Sangat bisa. Tinggal tulisan demi tulisan dikumpulkan. Diberi judul, kata pengantar, daftar isi dan biodata penulis. Sudah jadi buku. Banyak buku, termasuk beberapa buku saya, yang merupakan kumpulan dari menulis setiap hari

Pertanyaan ke 8 : Monggo .Assalamualaikum, Saya Eka Yulia dari Kalteng. Pertanyaannya : Menurut Prof, ketika kita akan menulis dengan tujuan untuk di share di blog atau media manapun yang nantinya akan dibaca banyak orang, sebaiknya mengambil tema harian yang kita alami (seperti kiat dari Prof.) Atau mengangkat tema yang tengah booming? Hatur nuhuun. Jawaban :  Waalaikumsalam. Bisa dua-duanya. Intinya pilihlah yang kita bisa. Jika booming tetapi ndak bisa menyelesaikan tulisan ya jangan dipilih. Tulislah sesuai yang kita mampu.

Sekedar selingan . https://www.youtube.com/watch?v=xliu1sCtkAQ. Pertanyaan ke 9 moderator mempersilahkan :  Nurkhotijah dari Wonosobo. Bagaimana cara memunculkan ide supaya bisa menulis dengan sudut pandang yang berbeda, intinya punya kesan yg lebih bermakna? Terimakasih Jawab : Banyak membaca. Banyak berlatih. Terus menulis. Hanya itu cara yang saya praktikkan. Tidak ada yang instan.

Pertanyaan selanjutnya : Assalamu'alaikum. Saya Rahman Dari Sumenep Madura. Ijin bertanya Prof. Ditengah kesibukan Prof Naim masih bisa enjoy dan membagi waktunya walau dalam perjalanan masih bisa menghasilkan sebuah karya dan cerita yang bagus. Apakah ada hal yang bisa kami lakukan sebagai penulis pemula agar bisa rilek menulis. Terkadang konsentrasi buyar disaat asik menulis namun tiba-tiba ada gangguan datang tiba-tiba. Kedua, kami masih sulit membagi waktu. Terkadang butuh suasana sepi ide saya baru muncul dengan natural. Terima kasih. Jawaban narasumber: Waalaikumsalam. Saya berusaha menikmati semua yang saya kerjakan. Kesibukan itu bukan hambatan menulis. Kuncinya komitmen yang dijalankan dengan riang gembira. Jika ada orang beralasan sibuk lalu tidak menulis, saya hampir yakin ketika banyak waktu luang pun juga tetap tidak menulis. Konsentrasi itu soal latihan. Sebaiknya memang ketika menulis, HP dimatikan. Itu gangguan terbesar. Jadi fokuslah dan teruslah berlatih.

Pertanyaan berikutnya :  Hilman_Kep. Babel . Saya pemula dalam menulis, tapi kok nafsu banget nulis yang berat berat, dan betul hasilnya gak pernah selesai tuh tulisan.Bagaimana cara menundukkan nafsu tersebut  prof? Jawaban : Nafsu itu bukan untuk dibunuh tetapi dikelola. Sekarang turunkan target. Jangan yang berat dulu. Imbangi yang sederhana dan ringan tetapi selesai. Itu namanya tulisan berbasis otak kanan. Nah, yang berat itu basisnya otak kiri. Mulainya sebaiknya dari otak kanan. Nanti yang otak kiri akan ikut dengan sendirinya. Selamat mencoba.

Pertanyaan selanjutnya : Monggo. Candra dari Jakarta, saya ingin bertanya Prof. Apakah metode  menulis mengemil ini efektif prof , terutama bagi kami yg pemula adakah Metode itu alat. NGEMIL itu metode.  Jawab : Efektif atau tidak itu ya tergantung kita yang menerapkan. Kalau untuk saya dan beberapa penulis, cukup efektif. Bisa simak jawaban saya untuk pertanyaan ke enam.  Beri tanda bintang & usai kelas malam ini luangkan waktu untuk melihat tayangan video inspiratif ini bapak/ibu.

Sepertinya masih semangat  Pertanyaan lanjut : Assalamu'alaikum Prof, Saya Afida dari Sampang Izin bertanya nggih.Prof, Jika menulis dari hal-hal yang kita alami, apabila yang kita alami begitu datar, biasa-biasa saja, tidak ada yang spesial, bagaimana tulisan kita menjadi menarik untuk dibaca? Bagaimana cara menjadikan apa yang kita alami itu menjadi sesuatu yang spesial, yang bisa dijadikn ide untuk menulis? Menjadikan cerita tidak spesial menjadi spesial bagaimana prof?  Jawab : Waalaikumsalam. Tentu harus banyak membaca, mengamati dan menganalisis tulisan demi tulisan orang yang menulis hal-hal semacam ini. Membaca itu amunisi menulis. Banyak membaca membuat imajinasi kita kaya. Pilihan kosakata bervariasi. Data biasa mampu diolah secara luar biasa. Kuncinya memang sering latihan. Tidak ada yang langsung baik. Butuh terus berlatih agar yang awalnya biasa menjadi luar biasa

Pertanyaan lebih lanjut :  Assalamu'alaikum Prof, : Nurmiati dari Temanggung. Pada pemaparan materi yang telah disampaikan Prof kita pada awalnya menulis bebas saja, Pertanyaannya saya (1) kapan kita harus mengutip karya orang lain? bagaimana tips mengutip karya orang lain? (2) Bagaimana mensiasati buku rujukan harus yang terbaru, sedangkan buku cetak terbitan lama? Terimakasih atas jawabannya Prof. Jawaban : Kalau ini sudah masuk kategori ilmiah populer, seperti beberapa tulisan saya di Kompasiana. Kapan harus mengutip? Ya ketika kita memang merujuk ke pikiran orang lain di sebuah buku. Jika itu memang murni pikiran kita ya tidak perlu mengutip. Syaratnya harus betul-betul pikiran kita. (2) Sekarang ini tersedia banyak sumber referensi online. https://scholar.google.co.id/.        https://www.mendeley.com/  https://www.academia.edu/  Di situs itu banyak buku dan artikel yang bisa kita download gratis. Itu mengatasi buku cetak lama.

Pertanyaan lanjut :  Saya Dyah dari Kabupaten Bandung Barat saya penulis pemula, jadi masih banyak rasa takut untuk memposting tulisan di blog, apakah ada etika menulis secara online? karena tulisan kita dibaca oleh orang banyak, takutnya ada yang tersinggung . Jawaban : Sepanjang tulisan itu karya kita yang tidak bertentangan dengan SARA, ya tidak masalah. Musuh terbesar penulis itu diri sendiri. Misalnya takut, malu, kuatir dan sejenisnya jika tulisan kita diposting. Jika ingin jadi penulis, abaikan hal-hal semacam itu. Dikritik, biasa. Itu sarana untuk memperbaiki tulisan kita. Saya sudah kenyang kritikan dan review. Justru itu, menurut saya, jalan untuk maju.

Pertanyaan : Ari Susanah dr SMPN 5 Tambun Selatan kab Bekasi. Dulu saya semangat sekali untuk menulis, dari  ketika anak saya baru satu, dan ketika itu status saya masih guru honorer, ide saya selalu muncul tentang artikel parenting dan dongeng anak. Saya juga sudah menulis dua buku tunggal dan 18 buku antologi dengan tim komunitas penulis kab Bekasi. Saya juga pernah menjadi editor. Namun sekarang ini setelah saya diangkat menjadi ASN PPPK, saya sibuk dengan pekerjaan, tidak ada motivasi di lingkungan kerja tentang kepenulisan, dan juga saat ini saya dikaruniai 5 orang anak yg semuanya masih di bawah umur. Ide saya selalu muncul, tapi saya kehabisan waktu dan tenaga untuk menulis. Bagaimana cara untuk mempertahankan ide?Supaya tidak lupa. Jawab : Segera eksekusi. Manfaat jeda waktu. Jaga semangat. Yakinlah bahwa menulis itu memberikan barakah hidup.

Pertanyaan berikutnya : Assalamualaikum saya sugiharto dari MAN 1 brebes, izin bertanya prof. Sebaiknya kita menulis dulu baru menentukan judul, atau menentukan judul baru menulis? Terimakasih. Jawab :  Waalaikumsalam. Tidak ada patokan. Kondisional.

Pertanyaan  : Saya Agustin dari Jakarta,  Setiap perjalanan kita bisa  tuliskan. Seperti  yang disampaikan prof. Prof... Apakah tulisan yg kita tuliskan harus mengalir begitu saja dengan melihat apapun?  Lalu, haruskah tulisan kita ada kandungan manfaat atau hikmah untuk pembaca? Karena, banyak tulisan yang saya baca, kosong seperti tulisan saya prof.  Bagaimana Jawaban narasumber :  Jawabannya panjang ini. Silahkan baca artikel saya ya Mbak Agustin https://www.spirit-literasi.id/2022/11/strategi-menulis-tentang-perjalanan.html.

Pertanyaan  monggo : Suhaimi. Pertanyaannnya : Bagaimana supaya tulisan yang kita tulis dimuat di jurnal. Karena Kompasiana tidak bisa jadi angka kredit. Jurnal sudah pasti bisa. Terimakasih. Jawaban naras umber : Baca artikel saya ini  https://www.spirit-literasi.id/2022/09/slot-dan-waktu-terbit.html. Ada beberapa tulisan saya di blog itu. silahkan kunjungi

Pertanyaan selanjutnya : Assalamualaikum .Mohon izin bertanya Prof. 1. Banyak sekali yang ingin saya tulis, dan kalimat demi kalimat sudah berlalu lalang di kepala..tapi untuk menuangkan menjadi tulisan sulit rasanya. Lalu dipaksa untuk menulis namun kalimatnya jadi tidak runtut. Bagaimana cara mengatasinya ? 2. Kalau kita menulis kegiatan orang lain, atau pengalaman hidup orang lain , apakah dalam etika menulis  itu dibolehkan.?Apakah ketika kita menuliskannya  disebutkan  nama , tempat dll nya .seperti sebuah berita? Ataukah bisa kita ubah menjadi cerita fiksi ?( Namanya disamarkan ) Wassalamualaikum Terimakasih  banyak . Jawaban narasumber : (1) Menulis itu ada tahapan setelah menuangkan ide dalam kalimat, yaitu EDITING. Di sini tugas kita merapikan yang tidak runtut. Menyambungkan yang tidak nyambung. Jadi kalau saat menulis masih kacau tidak apa-apa. Nanti kita perbaiki saat editing. (2) Sebaiknya izin.

Pertanyaan berikutnya :  monggo Nama : Yoyon Supriyono . Dari Cirebon. Pertanyaan: Adakah syarat atau ketentuan agar tulisan bisa dimuat di jurnal? Jawaban : https://www.spirit-literasi.id/2022/09/kunjungi-jurnal-tujuan.html.  https://www.spirit-literasi.id/2022/09/penyebab-penolakan-artikel-jurnal.html.  https://www.spirit-literasi.id/2022/09/dari-lima-belas-menit-hingga-lima-belas.html. Baca artikel-artikel tersebut ya.

Pertanyaan selanjutnya :  Assalamualaikum....Wahyuning dari Jakarta... ngemil menulis sering saya lakukan baik di blog, kompasiana, maupun di komputer saja. Tapi, ketika dipilah2 untuk menjadikannya sebuah buku, saya malah bingung untuk membuat judul yang tepat. Bagaimana menentukan judul buku yang tepat dari cemilan tulisan tersebut? Terima kasih. Salam hormat pak Yai. Jawaban naras umber :  Waalaikumsalam. Bisa memakai judul umum. Misalnya KOMPILASI CATATAN HARIAN. Jadi temanya kan sangat umum. Pilihan lainnya, mulai sekarang coba rancang bab demi bab yang temanya berdekatan, lalu cicil secara ngemil, jadinya nantinya mudah jika dijadikan sebagai buku.

Pertanyaan selanjutnya :  HR. Utami_Semarang_pertanyaannya : Kita sering mendapatkan motivasi serupa ini ya, 'Menulis Itu mudah', "Menulislah setiap hari, dan buktikan apa yang terjadi' (mantra sakti Om Dok Jay. 'Mulailah dari yang sederhana, yang dilihat, dialami", dan banyak lagi. Persoalannya, menuangkan begitu saja, kemudian published apa bisa dilakukan terus menerus. Apa tidak perlu mengoreksi bahasa (diksi, dan perangkat bahasanya? Jika bukan kita yang merawat bahasa kita, siapa lagi? lama-lama bahasa Indonesia bisa rusak dong. Bagaimana, Prof.? Matur nuwun. Jawaban : Menulis setiap hari bukan berarti tanpa editing. Ibu bisa simak penjelasan saya di atas. Aspek yang penting dari menulis itu adalah kemampuan mengeluarkan ide dan gagasan menjadi tulisan. Ini jangan dipagari dulu dengan teori ini dan itu. Berani dulu. Artinya, ini tahapan yang belum selesai. Nah, setelah tulisan jadi, baru diedit. Itu dua hal berbeda. Jika menulis itu diawali dari harus begini, harus begitu, maka jadinya kayak mahasiswa yang menulis skripsi itu. Takut salah. Takut ini itu. Jadinya ya nggak jadi-jadi.

Pertanyaan berikut :  Assalamu'alaikum, Saya ahmad Fatch  Dari Bekasi Mohon maaf Prof Ngainun Naim.  Dari penjelasan Prof, itu sepertinya sangat mudah, tetapi kenyataan kita kesusahan untuk memulai nya, bagaimana cara menghilangkan rasa takut, dan malas pada diri kita?  Karena kebanyakan merasa takut tulisan nya jelek, takutnya tulisanya tidak ada yang baca, takut tulisannya tidak bersumber, mohon pencerahannya Prof! Terima kasih sebelum dan sesudahnya Jawaban narasumber : Awalnya dipaksa. Lawan ketakutan. Jika tidak dipaksa, tetap tidak akan bisa. Bangun komitmen menulis setiap hari. Jika mampu komitmen selama tiga bulan, nanti bisa menjadi tradisi. Selamat mencoba

Pertanyaan :  Sri Rahayu – Klaten Kalau apa yang kita alami selalu dituliskan apalagi di posting di medsos misal blog, apa plus minusnya Pak Ngainun, ada kemungkinan menimbulkan komentar negatif juga (dikira sok eksis) bagaimana menyikapinya, terima kasih Jawaban narasumber : Semua yang kita lakukan lalu kita unggah di media sosial itu pasti akan dinilai berbeda-beda. Tidak mungkin semua menilai plus. Tulisan saya, misalnya, juga demikian. Sepanjang niat kita baik dan isinya juga baik, Insyaallah bermanfaat jika diunggah di media sosial.

Pertanyaan :  Saya Rosjida Ambawani - Ciamis. Ingin bertanya : Menulis hal-hal yang dialami dengan cara ngemil apakah berlaku juga bagi kisah perjalanan atau rekreasi?  Mengingat jika kita menuliskan kisah perjalanan saat bbrp waktu  sudah selesai melakukan perjalanan tsb maka nuansa/greget cerita kita kurang terasa.Bagaimana  Prof? Jawaban : (1) Saya sering menulis kisah perjalanan secara ngemil.  https://www.spirit-literasi.id/2022/12/surabaya-sunan-bungkul-dan-jejak-ilmiah.html  Tulisan ini selesai dalam 4 hari. Bukan tulisan yang panjang, tetapi saya memang menulisnya secara ngemil di sela mengajar, menguji, review riset, dan banyak kegiatan lainnya.  Soal menarik atau tidak, greget atau tidak, ya itu memang kembali kepada kemauan kita untuk terus mengasahnya. Namun ada juga yang selesai dalam sebuah perjalanan. Ini misalnya:  https://ngainun-naim.blogspot.com/2019/08/empat-keunikan-shalat-jumat-di-masjid.html.

Sang moderator menyampaikan : Tuntas sudah  pertanyaan- perta nyaan yang ada. Dijawab oleh Prof. dengan sejelas - jelasnya..Terimakasih Prof..sebagai respon naras umber berucap :  Alhamdulillah. Semoga bermanfaat. Mari praktik menulis. Teori menulis itu mudah. Apa betul mudah? Mari menulis. Moderator melanjutkan : Kita lanjutkan ke sesi penguatan - penguatan  di akhir pertemuan kita Prof.. Penguatan dari naras umber : MARI MENULIS. Dilanjut moderator : Baik Bapak Ibu sekalian. Terima kasih atas kebersamaan dalam belajar bersama malam ini. Salam literasi. Wassalamualaikum Wr wb.  Terimakasih Prof. Ilmu - ilmu yang sangat bermanfaat.

 

Comments

Popular posts from this blog

RESUME PERTEMUAN KE-30