RESUME PERTEMUAN KE-7
PERTEMUAN KE : 7
JUDUL : WRITERS BLOCK
RESUME KE :
7
GELOMBANG : 28
TANGGAL :
23 JANUARI 2023
TEMA : WRITERS BLOCK
NARA SUMBER : DITTA
WIDYA UTAMI S.Pd
MODERATOR :
RALIYANTI, S.SOS., M.Pd
Mendekati pukul 19 Om Jay PGRI
WEBINER memasuki ruang pelatihan seraya menyampaikan berbagai hal : tak terasa kita sudah memasuki hari ketujuh.
Siapa yang fokus pasti akan lulus. Di dalam kesulitan itu pasti ada kemudahan.
Namun sebaliknya di dalam kemudahan itu justru ada kesulitan. Kita sendiri yang
menciptakan kesulitan demi kesulitan sehingga hidup menjadi terasa sulit. Malam
hari ini ada dua orang guru hebat Indonesia yang akan tampil membersamai bapak
dan ibu semuanya. Pertama ibu Raliyanti yang menjadi moderator dan ibu Ditta
yang menjadi narasumber . Siapkan resumenya dengan baik agar kelak bisa menjadi
buku yang bermutu. Dari kumpulan tulisan di blog akan menjelma menjadi buku
yang enak dibaca. Minta bantuan mentor dari tim solid Omjay bila bapak ibu
mengalami kesulitan. Insya Allah mereka akan dengan senang hati membantu bapak
dan ibu semuanya. Omjay berharap banyak peserta yang lulus di gelombang 28 ini
karena mereka fokus dan membaca dengan seksama informasi yang ada dalam wa
group ini. Tak ada penulis yang malas membaca. Ingatlah selalu mantra ajaib
Omjay. Membaca lah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Banyak membaca
akan membuat anda keliling dunia. Banyak ilmu dan pengetahuan anda dapatkan.
Banyak pengalaman orang lain bisa anda tiru dan kemudian anda amalkan dalam
kehidupan sehari-hari.Tepat pukul 19.00 WIB kita akan mulai materinya. Perhatikan dengan
seksama informasi yang disampaikan oleh narasumber. Insya Allah resume malam
ini akan terus bertambah dan kami akan dengan senang hati membacanya. Jangan sedih ketika blog anda sepi
dari komentar. Anda bisa japri Omjay dan tim solid untuk membaca dan memberikan
komentar. Selamat belajar menulis di pertemuan ketujuh. Silahkan ibu moderator
memimpin acara malam ini.
Tepat pukul 19.00 WIB, sang moderator beliau Ibu Raliyanti S Sos., M.Pd
langsung menempati ruangan dan menyahut penyampaian Om Jay : Terima kasih
waktunya.. semoga kegiatan malam ini berjalan dengan lancer. Aamiin. Assalamu'alaikum
Wr. Wb..Alhamdulillah... hari ini kita memasuki pertemuan ke-7.Semoga semuanya
masih tetap semangat utk belajar. Aamiin.Masyaallah.. terima kasih banyak Om
Jay untuk openingnya malam ini.. Mari
siapkan segala sesuatunya.. hape atau laptop, charger.. cemilan, minuman..
supaya bisa belajar dengan tenang dan santai... Masih terasa euforia pertemuan
sebelumnya. Tantangan menulis dr prof Eko yang menggoda. Semoga buku bisa
terwujud nyata. Tanpa ada Writer's Block yang melanda. Semoga kita semua selalu
dalam keadaan sehat wal'afiat, diberikan kemudahan dan dilancarkan urusan kita agar
bisa menginspirasi dengan berbagi ilmu yang bermanfaat.. Aamiin. Marilah kita buka kegiatan malam ini dengan
sejenak menundukkan kepala, bermunajat... agar ilmu yang didapat malam hari ini
bermanfaat dan berkah utk kita semua. Berdoa mulai. Berdoa selesai. Adapun
agenda kegiatan malam ini:
1. Pembukaan
2. Paparan
Materi
3. Tanya Jawab
4. Penutup
Untuk tanya jawab nanti bisa langsung japri di nomor: 081586462152. Bapak ibu peserta KBMN
Gel 28 yg berbahagia. Perkenalkan saya Raliyanti, salah satu dari Tim Solid
Omjay yg biasa disapa Rali. Saya, sama seperti bapak ibu.. Dulunya juga peserta Kelas Menulis
di gelombang 20 bersama Pak Dail dan bu Helwiyah. Alhamdulillah... dengan rutin
mengikuti kegiatan, mensupport diri utk terus menyelesaikan resume on time,
saling blog walking memberi semangat (sejatinya sy menyemangati diri saya
sendiri) kemudian akhirnya... saya pun dinyatakan lulus krn jumlah resumenya sesuai kategori dan saya juga
berhasil memiliki buku karya sendiri. Buku
pertama saya berjudul "Wujudkan Mimpi Terbitkan Buku" kemudian di
tahun berikutnya lahir buku solo yg kedua dengan judul "Guru di Era
Digital". Selain itu, ada 17 judul buku antologi yg saya miliki baik fiksi
mau pun nonfiksi.
Semua ini terwujud karena punya
mimpi, termotivasi karena komunitas ini dan mendapat support serta ilmu dari
narasumber hebat yang ikhlas berbagi tanpa pamrih. MasyaAllah.. Semoga bapak
ibu yang belum punya buku nanti dapat segera menyusul, bisa punya buku karya
sendiri. Dan mungkin di grup ini juga
sudah ada yang punya buku... semoga tetap terus berkarya dan jangan berhenti
begitu saja. Baiklah bapak ibu yg luar biasa...Malam ini saya bertugas menjadi
moderator untuk mendampingi seorang ibu muda yang geulis, smart, baik hati dan
tidak sombong. Seorang guru dengan prestasi-prestasinya yang luar biasa.
Silakan dilihat dulu profil narsum kita malam ini di sini: https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html?m=1
Beliau adalah bu Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr., Seorang guru berprestasi dan
sangat menginspirasi. Insyaallah bu Ditta sudah siap menyapa dan memberikan
materi malam ini yang bertema "Mengatasi Writer's Block" Assalamu'alaikum, bu Ditta, Sang moderator
serta merta menyapa narasumber untuk segera memulai acara.
Wa 'alaikum salam Bunda Rali sang narasumer segera menyahut dan menyapa sang moderator. Bagaimana
kabarnya?Lanjut sang narasumber. Alhamdulillah.. kabar baik bun.. Jawab
moderator. Kepada bu Ditta, waktu dan ruang chat dipersilakan...Lanjut moderator.
Sang narasumber segera memulai. Baik . Bismillah,. Assalamu'alaikum wr wb Ibu
Bapak hebat. Senang sekali malam ini kita bisa berjumpa dalam grup menulis
gelombang ke.28. Terima kasih juga untuk Pak Dr Omjay yg sudah membuka kelas . Semoga
sehat dan sukses selalu, Om. Bunda Rali, kalau boleh jujur, saya sangat senang
melihat semangat Ibu Bapak dalam KBMN Gelombang ke-28. Hal ini terbukti dari resume yang dihasilkan
dari setiap pertemuan. Jumlah yang menulis resume di grup ini jauh lebih banyak
dari angkatan kami. Tulisan tulisannya juga sudah bagus-bagus. Iya bun.. dan kalau ibu scroll ke atas.. sdh
ada yg share link materi malam ini.. walau baru mukadimahnya aja.. moderator
menyampaikan infonya. Hehe iya, sudah saya buka juga , kreatif ., komentar
narasumber menanggapi. Oleh karena itu, izinkan saya di malam ini berbagi
tentang pengalaman menulis saya yg nantinya Insya Allah berkaitan dengan tema. Silakan,
bun. Oh ya, saya juga punya akun di Kompasiana dan Blogspot. Kompasiana Ditta https://www.kompasiana.com/ditta13718.
Blogspot Ditta https://dittawidyautami.blogspot.com.
Silakan BW bapak ibu . Ibu dan Bapak hebat, perkenalkan nama saya Ditta Widya
Utami. Saya juga alumni kelas menulis yg kini bernama KBMN. Tepatnya alumni
Gelombang Ke-7.Siapa pun yang ingin menjadi penulis andal, maka harus siap
dengan prosesnya.Tak bisa instan tentu. Diperlukan jam terbang yang cukup
banyak agar bisa menjadi seperti Omjay, Bunda Kanjeng, Pak Dail, Bunda Aam, Bu
Rali, Mr. Bams, Prof. Eko, dan lainnya yang tak bisa saya sebut satu per satu..
Saya sendiri sudah senang membaca buku-buku cerita sejak kecil (sebelum SD).
Senang menulis sejak di sekolah dasar (dalam buku diary). Lalu ... saat SMP,
sering mengirim tulisan ke mading sekolah dan pernah menulis cerita di buku
tulis yang dibaca bergiliran oleh teman-teman. Atas arahan guru Bahasa Inggris
saya saat itu, saya juga menulis diary dalam bahasa Inggris. Ketika SMA, saya
masih tetap menulis diary. Beberapa teman dekat yang membaca diary saya sempat
berkomentar bahwa tulisan saya sudah seperti novel . Namanya anak remaja,
banyak emosi yang dituangkan dalam catatan Ditta remaja.
Namun belakangan, saya tahu bahwa menulis apa pun yang kita rasakan bisa
menjadi self healing yang baik. Bahkan saat ini, beberapa psikolog ada yang
menyarankan kepada para pasiennya untuk menulis sebagai salah satu cara
mengatasi depresi dsb. Rupanya kebiasaan menulis tersebut memberi banyak
manfaat. Misalnya ketika kuliah, saya pernah membuat buku Petualangan Kimia
bersama rekan saya dan diikutsertakan dalam Lomba Kreativitas Mahasiswa di
Jurusan. Alhamdulillah meraih posisi kedua. Di saat kuliah juga, saya menulis
proposal bersama teman-teman dan kami berhasil mendapat dana hibah untuk
asosiasi profesi dari Dikti hingga 40 juta. Di tahun 2009-2010 jumlah tersebut
tentu sangat besar.
Awal masuk dunia kerja, bisa
dibilang saya cukup vakum menulis. Mengajar di boarding school dengan aktivitas
yang padat membuat saya mengambil jeda sejenak dalam dunia kepenulisan. Hingga
akhirnya di awal masa pandemi, saya mengikuti kelas menulis bersama PGRI dan
masuk di angkatan ke-7 Saya sangat
bersyukur, karena berawal dari arahan untuk membuat resume, saya kemudian
kembali aktif menulis di blog. Bahkan berkesempatan menulis bersama Prof. Eko.
Alhamdulillah menjadi 1 di antara 9 orang (angkatan pertama tantangan Prof.
Eko) yang bukunya terbit di penerbit mayor. Sang narasumber memberikan penjelasan.Karena
terbiasa menulis juga, alhamdulillah saya bisa menyelesaikan esai di seleksi
Calon Pengajar Praktik Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 3 dan lulus.
Alhamdulillah saat ini sedang bertugas lagi di Angkatan 6. . Ibu dan Bapak
hebat dimana pun Anda berada, kita yang tergabung dalam grup ini tentu sepakat
bahwa menulis memiliki banyak manfaat (disadari/tidak). Wah ....PP 2 angkatan . Ada yang menulis karena hobi, kebutuhan,
tuntutan profesi, dan lain sebagainya. Apa pun alasannya, aktivitas menulis
memang tak bisa lepas dari kita sebagai makhluk yang berbahasa dan berbudaya. Nah,
lalu apa kaitannya cerita saya dengan writer's block?
Sebagai hal pertama yang perlu /penting , mari kita samakan persepsi bahwa aktivitas menulis itu maknanya luas. Sebagaimana dalam kisah di awal, ada tulisan pribadi dalam bentuk diary, ada karya tulis ilmiah, ada cerpen, artikel, resume, dsb.Menulis adalah kata kerja yang hasilnya bisa sangat beragam. Oleh karena itu tak hanya novelis, cerpenis, jurnalis atau blogger, namun ada juga copywriter yg tulisannya mengajak orang untuk membeli produk, ada content writer yang bertugas membuat tulisan profesional di website, ada script writer penulis naskah film/sinetron, ada ghost writer, techincal writer, hingga UX writer, dll. Faktanya, penulis-penulis tersebut masih bisa terserang virus WB alias Writer's Block. Tak peduli tua atau muda, profesional atau belum, WB / Writer's Block. bisa menyerang siapa pun yang masuk dalam dunia kepenulisan. Oleh karena itu, penting bagi seorang penulis untuk mengenali WB dan cara mengatasinya. Karena Writer's Block. /WB ini bisa menjangkit dalam hitungan detik, menit, hari, minggu, bulan, bahkan tahunan Tergantung seberapa cepat kita menyadari dan mengatasinya.
Sederhananya,
WB / Writer's Block. adalah kondisi
dimana kita mengalami kebuntuan menulis. Tak lagi produktif atau berkurang
kemampuan menulisnya. Hal ini bisa terjadi dengan disadari atau pun tidak. Istilah writer's block / WB sebenarnya sudah
ada sejak tahun 1940an. Diperkenalkan pertama kali oleh Edmund Bergler, seorang
psikoanalis di Amerika . Berkaca dari pengalaman,
Writer's Block. /WB ini bisa terjadi berulang. Me-reinfeksi kita sebagai
penulis. Itulah mengapa saya katakan WB ini sebagai "virus" yang
sesekali bisa aktif bila kondisinya memungkinkan. Ibarat penyakit, tentu akan
lebih mudah disembuhkan bila kita mengetahui faktor penyebabnya, bukan? Begitu
pula dengan Writer's Block. /WB. Agar bisa terhindar atau segera terlepas dari Writer's
Block. /WB, maka kita perlu mengenali penyebabnya.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat mengakibatkan WB/ Writer's Block.
:
Mencoba metode/topik baru dalam menulis sebenarnya bisa menjadi penyebab
sekaligus obat untuk Writer's Block. /WB. Misal ketika jadi penyebab: Ada orang
yang senang menulis cerpen atau puisi. Kemudian tiba-tiba harus menulis KTI
yang tentu saja memiliki struktur dan metode penulisan yang berbeda. Bila tak lekas
beradaptasi, bisa jadi kita malah terserang Writer's Block. /WB.Lalu bagaimana
ini bisa menjadi salah satu obat WB? Jawabannya akan berkaitan dengan faktor
penyebab Writer's Block. / WB yang kedua dan ketiga.
Dalam Kamus Psikologi, stres diartikan sebagai ketegangan, tekanan,
tekanan batin, tegangan dan konflik. Lelah fisik/mental akibat aktivitas harian
yang padat juga dapat memicu stress. Pada akhirnya, jangankan menulis, kita
bisa merasa jenuh dan suntuk , terserang Writer's Block. / WB deh. Maka, mencoba hal
baru dalam menulis bisa jadi alternatif solusi. Mempelajari hal-hal baru yang
berbeda dg sebelumnya pasti menyenangkan. Beberapa teman dan saya sendiri
terkadang memilih untuk sejenak rehat dan melakukan hal yang disukai untuk
refreshing. Membaca buku-buku ringan untuk cemilan otak juga bisa jadi solusi
mengatasi Writer's Block. /WB. Biar bagaimanapun, WB bisa terjadi karena kita
belum bisa mengekspresikan ide dalam bentuk kata. Dengan membaca, kita bisa
menambah kosa kata. Pada akhirnya, jika diteruskan insya Allah bisa sekaligus mengatasi
Writer's Block. /WB.
Terakhir yang bisa menyebabkan Writer's Block. / WB adalah terlalu
perfeksionis. Ibu Bapak hebat, masih ingat kisah saya menulis diary berbahasa
Inggris yang saya ceritakan di awal? Jika
saya membuka kembali diary berbahasa Inggris yang saya tulis saat duduk di
kelas 2 SMP, saya akan tersenyum bahkan tertawa sendiri. Bagaimana tidak? Grammar
nya saja banyak yang tidak sesuai, tapi saya tetap PD menulis tak hanya satu, ada dua atau tiga diary. Tapi,
justru itulah salah satu kunci menghadapi WB . Bila saat itu saya terlalu
perfeksionis, terlalu memikirkan apakah tulisan saya sudah sesuai kaidah atau
belum, niscaya diary berbahasa Inggris itu tidak akan pernah rampung. Kondisi
menulis dimana kita tidak memikirkan salah eja, salah ketik, koherensi dsb
ternyata dalam dunia psikologi dikenal dengan istilah free writing atau menulis
bebas. Nah, jadi siapa di sini yang
masih khawatir tulisannya tidak dibaca? Khawatir dinyinyir orang? Khawatir
dikritik ahli? Khawatir tulisannya nggak bagus? Dan masiiih banyak kekhawatiran
lainnya.. Yuk, dicoba menulis bebas untuk mengatasi salah satu penyebab WB-nya.
Bukankah tulisan yang buruk jauh lebih baik daripada tulisan yang tidak
selesai? So, ayooo semangattt menulisss .
Penyajian dari narasumber selesai. Nah Bunda Rali, sepertinya dari saya
cukup segitu. Nara sumber menyampaikan , dan selanjutnya menyerahkan Kembali kepada
moderator. Baik bunda.. Sang moderator segera menyahut dan mengambil alih. Terima
kasih banyak.. Kiita langsung masuk ke
sesi tanya jawab ya. Baik . Sudah ada beberapa pertanyaan yang masuk. Bagi yg ingin bertanya,
silakan langsung japri ke no: 081586462152. Tulis nama dan kota asal . Pertanyaan
1: Assalamulaikum bu dita salam kenal saya Nurhasnah dari UPT SMP N 2 Tigataksa ibu aktivitas PP angk 3
dan 6 artinya ibu jd pp 2 kali.benarkah? Bukannya hanya satu kali di
bolehkan.keren banget bu. Apa tips ibu menulis
dalam bahasa inggris.sementra jurusan ibu IPA.Thanks. Narasumber
langsung menjawab : Wa 'alaikum salam Bu
Nurhasanah . Betul, saya dan teman-teman di Subang ditugaskan dua kali. Hal ini
sesuai surat edaran dari Kemdikbud yang intinya bila pernah menyelenggarakan PGP,
maka PP diambil dari angkatan sebelumnya, jika kurang akan ditambah dg PP baru
dg seleksi reguler. Terkait bahasa Inggris, saat SMP saya dan 3 sahabat lain
ikut les privat Bun tapi gurunya berbeda dengan guru B. Inggris yang meminta
saya menulis diary berbahasa Inggris. Saya selalu ingat yang disampaikan oleh
guru saya, bahwa belajar bahasa Inggris itu, tak bisa hanya bicara. Perlu
dilatih pula kemampuan mendengar dan menulis dalam bahasa Inggris. Yah,
sebagaimana Tes TOEFL dan semacamnya. Kan tidak hanya kemampuan reading saja
yang dites. Hehe Tips nya sederhana,
just do it. Orang Inggris asli pun tidak selalu terpaku pada grammar kok. Nah
kita menulis di chat pun kan tidak melulu menggunakan SPOK toh? Merek pun sama
. Yang penting, kita ngomong/nulis mereka paham, dan mereka ngomong/nulis dan
kita paham. That's it. Ini kata master bahasa Inggris saya. Hehe ,So, PD saja .Kalau
masih khawatir kan sekarang hidup sudah
semakin mudah, bisa dibantu dicek oleh teman atau oleh Mbah Google.
Lanjut Pertanyaan kedua dari : Mugiarni dari Kabupaten Tangerang. Salam kenal
bu. almarhum suami saya juga dari Subang. ( Kalijati), Pertanyaan :
1. Bagaimana
cara memulai untuk memperkenalkan budaya digital pada anak SD.
2. Mengingat
sekolah tempat saya mengajar bukan kategori lingkungan yang baik. Orang tua
murid cenderung mengatur guru, sementara dg kondisi mereka yang berpengetahuan
level bawah ? Terimakasih. Langsung dijawab oleh narasumber :
Salam kenal juga Bunda. Wah, Kalijati dekat dari rumah. Sekitar
20 menitan saja . Tangerang juga dekat. Hehe https://www.kompasiana.com/amp/ditta13718/62f536faa51c6f7f06629172/literasi-digital-kemkominfo-bagian-1-literasi-dan-budaya-digital Untuk menjawab
pertanyaan pertama, artikel yang pernah saya buat mungkin bisa sedikit menambah
wawasan kita terkait Budaya Digital. Tulisan tersebut saya buat setelah
mengikuti mengikuti Literasi Digital Sektor Pemerintahan Daerah Jawa Barat
Tahun 2022 (BPSDM) Batch 5 Bertema Literasi Digital yang diselenggarakan oleh
Pemberdayaan Kapasitas Teknologi Digital Kementerian Kominfo. Selanjutnya bisa juga
membaca Bagian Kedua tentang Etika Digital: https://www.kompasiana.com/ditta13718/62f53edba51c6f0496200b63/literasi-digital-kemkominfo-bagian-2-etika-digital Untuk yang nomor dua,
saya jadi teringat dengan pengalaman salah satu Guru Penggerak di Angkatan 3.
Beliau juga kurang lebih mengalami hal yang sama. Salah satu kuncinya ada
di komunikasi. GP saya menemui tokoh dari kelompok yang anti terhadap sekolah.
Tidak sekedar tatap muka di sekolah, GP saya bahkan datang langsung ke rumah
beliau. Alhamdulillah hasilnya positif, malah tokoh tersebut jadi curhat terkait
hal-hal yang membuatnya anti pada sekolah. Mungkin bisa dicoba
juga Bun.Sampaikan dengan niat yang baik dan tulus dari hati. Karena apa yang
disampaikan dari hati, akan sampai ke hati pula. Semoga bisa membantu (kalau
nanti mau wapri juga boleh)
Berikutnya adalah Pertanyaan ke 3 : Assalamu'alaikum Indah – Banjarnegara Bagaimana cara
mengatasi Writer's Block. / WB
saat kita mengikuti 3 pelatihan sekaligus,, seperti yang saya alami saat ini,
saya mengikuti pelatihan KBMN 28, tapi juga minat dengan tantangan Prof. Ekoji,
dan juga program dari pak Dail...semuanya hanya membutuhkan waktu singkat,
kadang kalo digunakan untuk membaca-baca seperti ada waktu yang hilang, mohon
pencerahannya agar semuanya dapat terselesaikan sesuai waktu yang telah
ditentukan. Sang narasumber dengan penuh semangat dan cekatan langsung menjawab: Wa 'alaikum salam Bu
Indah . Setengah
dari pertanyaan adalah jawaban. Saya yakin sebetulnya Bu Indah sudah tau
jawaban cara mengatasi Writer's Block.
/ WB yang berkaitan dengan waktu. Kalau saya di posisi
Ibu, saya akan membuat skala prioritas dan jadwal menulis. Insya Allah
ketiga-tiganya akan bisa dijalani dengan baik asal kita istiqomah dengan jadwal
yang telah kita tetapkan. Cari dan kenali waktu emas Bu Indah dalam
menulis (karena tiap orang bisa berbeda). Apakah Bu Indah senang
menulis di kala subuh? Sebelum tidur? Saat jeda istirahat? Menulislah di waktu
terbaik tersebut . Semoga membantu .
Begitu semangatnya para peserta dalam mengikuti pelatihan sehingga masih
banyak pertanyaan, lanjut Pertanyaan ke – 4 : Assalamualaikum..Saya Wahyuning
dari Jakarta Pusat. kalimat akhir yang menusuk di dada, tulisan buruk lebih baik
dari pada tulisan yang tidak selesai. Nyesek dadaku Ibu guru hehe.....tapi boleh
donk berikan tips dan trik dari Bu Dita yang cantik ini untuk saya agar bisa
menyelesaikan satu persatu karya yang masih menjadi draft di laptop? terima
kasih. Sigap Ibu Dita selaku narasumber langsung menjawab : Eheheh Tenang tenang, saya
juga pernah kok membuat tulisan tulisan buruk. Tapi toh itu tetap berkesan
ketika dibaca ulang . Tips dari saya, coba buka kembali
kemudian kelompokkan. Siapa tau bisa jadi buku . Buku solo pertama saya
berjudul Lelaki di Ladang Tebu juga asalnya kumpulan draft cerpen di laptop . Kuatkan
tekad, olah kembali.. Kalau
bisa sambil membuat daftar isi.. Mulai
dari akhir (bayangkan bukunya sudah jadi, bukan sekedar draft lagi). Dan tentu
saja: mulai menulis. Mari
kita ingat bersama bahwa menulis adalah kata kerja. Artinya harus dilakukan
baru ia akan bermakna. Semangat!
Pertanyaan ke- 5, disodorkan oleh sang moderator
dari peserta : Assalamu'alaikum
Wr Wb .nama : R. Agung PS_ dari Jakarta_Saya sudah merasakan writer's block/ W
B ketika tulisan saya sedikit yang membaca. Muncul di sana keengganan untuk menulis lagi.
Apakah yang harus saya lakukan. Menulis dengan topik aktual tetapi kurang
dikuasai, atau terus menulis tanpa menghiraukan jumlah pembaca?. Langsung
mendapat jawaban dari narasumber : Wa
'alaikum salam. Pak
Agung, saya juga pernah merasa di posisi Pak Agung. Sedih memang ketika sudah
menulis dengan kesungguhan hati namun masih sedikit yang membaca. Tapi, kalau boleh saya
tanyakan ... apa sebetulnya niat Pa Agung dalam menulis? Seingat saya Prof Eko juga menyarankan agar
kita menulis sesuai dengan minat kita atau yang kita kuasai. Namun, jika niat Pak
Agung memang menulis agar bisa dibaca banyak orang, banyak cara yang bisa
ditempuh.. Tetap
konsisten menulis dan berbagi tulisan, atau ikut kelas menulis khusus untuk
freelance seperti ghost writer, content writer, dll . Berbeda jika ternyata Pak Agung memiliki niat lain. Misal, untuk berbagi
pengalaman. Maka, jangan jadikan jumlah pembaca sebagai
patokan. Karena setiap penulis akan menemukan takdir pada para pembacanya. Yakin, bahwa setiap
tulisan yang kita buat akan tetap bermanfaat walau hanya untuk satu orang. Bukankah, satu tulisan
yang bermanfaat atau menginspirasi bagi
satu orang, akan lebih baik daripada tulisan yang dibaca banyak orang tapi
mudah dilupakan? Saya
yakin, jika Pak Agung tetap menulis, kelak tulisan Pak Agung akan dibaca oleh
banyak orang, sebanyak yang Pak Agung mau, Insya Allah . Semangat, Pak .
Pertanyaan
selanjutnya yaitu pertanyaan ke – 6. Assalamu'alaikum Nama saya Rahman
Sumenep, Mau tanya bu, bagaimana cara kita untuk menghilangkan rasa
keragu-raguan saat menulis, karena ide mandek di tengah jalan. Terima kasih. Sang
narasumber segera menjawab : Wa 'alaikum
Pak Rahman.. Yuk, menulis dengan
teknik free writing alias menulis bebas. Saat mandek/ berhenti ,
coba tulis saja: "Sekarang
ini saya sedang buntu menulis. Entah mengapa tiba-tiba mandek. Seperti sedang berlari
sprint lantas menabrak tembok .... dst. Atau bisa juga: "Jujur, saat ini
aku ragu. Ragu jika tulisanku ini seindah pelangi. Seharum mawar. Atau sebaik
intan yang akan dipandang banyak orang. Banyak ketakutan yang muncul dalam
benakku ... dst" Nah kan meski mandek, dengan teknik free
writing (biarkan tangan menulis dan ide muncul belakangan, tak perlu bingung
benar salah yang penting nulis). Eh belom beres ya. Dengan teknik free
writing, insya Allah bisa kabur tuh virus WB nya . Selamat
mencoba .
Berikut pertanyaan ke -7 ; Assalamualaikum,
saya Maria Ulfa dari Lombok, pertanyaan
saya:1. Apa kita jg bisa meraih mimpi seperti Ibu Ditta yang hebat, walau kami
tidak se-getol Bu Ditta? 2. Apa yang paling penting dipersiapkan
utk menjadi seorang penulis. Terima kasih. Jawaban : Wa 'alaikum salam Bu Maria 1. Pasti bisa
dooong yakin.. 2. Mental seorang
penulis. Jika
berkenan, silakan simak video yang saya buat tentang mental seorang penulis ya
Bun : https://youtu.be/UkRDLmA4dUY
Pertanyaan
selanjutnya adalah pertanyaan ke - 8: Saya
Umatun nur islamiuato peserta KBMN 28 dari Kemenag kab Magelang jateng.saya
penulis awam dan masih awal.semangat menulis karena kagum kpd Bunda Lilis
sutikno.. Pertanyaan: Bagaimana
trik trik biar bisa menulis yang bermutu.. Saya mulai menulis sudah setua ini umur
saya yaitu 50 tahun lebih.tapi saya
semangat. Bunda Dita sebagai naras umber
segera menjelaskan :Wah, terima kasih, Kisah Bunda Lilis dan
Bunda Kanjeng cocok jadi inspirasi nih untuk kasus Bunda. Untuk tipsnya
"practice makes perfect" dan perbanyak membaca terkait dengan apa
yang akan kita tulis. Misal jika Bunda senang menulis puisi,
maka mari membaca karya karya sastrawan terkemuka. Bila senang cerpen,
mari perbanyak baca cerpen yang berhasil dimuat di media massa atau karya
cerpenis populer. Membacanya
harus seperti kacang goreng. Dinikmati, diresapi kata-katanya, kenali diksi
yang digunakan, dsb. Bukankah makan kacang goreng lebih nikmat bila perlahan,
bukan sekaligus . Lain halnya jika ingin menulis karya ilmiah,
ya mesti mau membaca jurnal. Hehe . Saya pernah baca tulisan Prof. Ngainun, jika
ingin menulis jurnal, setidaknya kita harus membaca beberapa volume dari jurnal
yang kita targetkan. Eh
ini berganti ya. Pokoknya
tetap semangat ya Bun. Usia bukan halangan bagi seseorang untuk bisa menjadi
penulis andal .
Pertanyaan
ke-9: Saya pak Wigung dari gunung kidul Yogyakarta . Apakah wb termasuk
penyakit ,Bu? Berkolaborasi
bunda. Jawaban narasumber : Ehehe
itu istilah saya saja karena berdasarkan
pengalaman bisa datang berulang kali.. Misal yang saya alami, saya pernah
terkena Writer's Block. / WB
karena lelah fisik. Di waktu lain, saya terkena Writer's Block. / WB karena terlalu perfeksionis.. Saya katakan
"penyakit" karena memang jika dibiarkan, dampaknya bisa fatal. Tak
produktif lagi.
Lanjut P10 Nggih bunda Dita : saya Pak Etik Nurinto,
S.Pd.SD. Dari
: Pemalang. Pertanyaan: Apa yang menurut Bu
Ditta paling sulit saat menulis dan bagaimana mengatasinya ?. Jawaban naras
umber : Wahhh, P Etik ini teman saya. Hmm, pertanyaan sulit. Yang paling sulit
saat menulis menurut saya adalah percaya dengan tulisan sendiri. Terkadang kita
baru percaya tulisan kita baik, ketika ada orang yang berkomentar baik. Kita
terlalu khawatir dengan penilaian orang lain, padahal sejatinya tak pernah ada
manusia yang sempurna. Buku buku best seller pun ada edisi revisinya, kan? Cara
mengatasinya .Dengan mengingat niat awal kita menulis. Mengingat kembali masa
masa dimana kita menikmati proses menulis itu sendiri. Dan tak lupa berdoa. Seperti
malam ini, sebelum menulis di grup ini, saya juga meminta doa pada kedua orang
tua saya .
Acara
cukup , waktu sudah selesai sang naras umber segera mengakhiri : Baik baik, Ibu
Bapak, saya kembalikan ke moderator yaaa. Sang moderator segera menyambung : Baik
bu Ditta.. Alhamdulillah.. sampailah
kita di penghujung waktu kegiatan malam ini. Untuk pertanyaan yang belum terjawab, InsyaAllah
akan dijawab oleh bu Ditta di blognya nanti.Mohon kesediaan bu Ditta untuk
memberikan closing statement..Ibu Dita selaku naras umber segera menutup ; Ada
pepatah yang mengatakan: "It doesn't matter how brilliant is your brain.
If u do not speak up, it would be zero." Mari, tuangkan dan sampaikan ide
ide kita, pemikiran pemikiran kita, perasaan perasaan kita agar menjadi lebih
bermakna. Terima kasih Bunda Rali dan bunda Chita serta Ibu Bapak hebat semua Baiklah bapak ibu yg berbahagia.. Saya undur diri. Namun sebelumnya ada yang ingin
saya sampaikan...Sedikit tips yang saya kutip dari seorang penulis bernama Mark
Twain:"Rahasia untuk maju adalah memulai. Rahasia untuk memulai adalah
memecah tugas-tugas rumit Anda yang luar biasa menjadi tugas-tugas kecil yang
dapat dikelola, dan kemudian memulai dari yang pertama." Selamat merangkai
kata-kata di buku solo Bapak Ibu. Semoga semuanya sukses selalu. Kita tutup
kegiatan ini dengan membaca Hamdalah..: Alhamdulillahirobbil'alamiin.. Terima
kasih.. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Comments
Post a Comment