RESUME PERTEMUAN KE-4
PERTEMUAN KE : 4
JUDUL : MENULIS BUKU DARI KARYA ILMIAH
RESUME KE :
4
GELOMBANG : 28
TANGGAL :
16 JANUARI 2023
TEMA : MENULIS BUKU DARI KARYA ILMIAH
NARA SUMBER : EKO
DARYONO , S.Pd
MODERATOR : NUR DWI YANTI S.Pd
Assalamualaikum warohmatulloh wabarakatuh. Sang
moderator ibu Nur Dwi Yanti /NDY menyampaikan
salam. Malam ini pelatihan dengan judul
Menulis Buku dari Karya Ilmiah . Uraian dimulai dari apa KTI itu. Karya Tulis
Ilmiah... betul tidak Mr? Renyah moderator menyampaikan.
Nara sumber beliau Bapak Eko Daryono S.Pd langsung menyahut untuk menyampaikan
materi. Betul Bu, kata nara sumber cekatan. Selanjutnya naras umber melanjutkan
menyampaikan materi dengan lengkap . Pengertian Karya Tulis Ilmiah / KTI dalam
Peraturan Kepala LIPI Nomor 2, Tahun 2014 adalah tulisan hasil litbang dan/atau
tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan
oleh perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah. Lalu apa sajakah yang termasuk KTI. Penjelasan lanjutan diuraikan bahwa secara umum KTI ada
dua yaitu KTI Nonbuku dan KTI Buku.
Karya Tulis Ilmiah atau sering disebut KTI yang
berupa Nonbuku antara lain : KTI bidang akademis. KTI bidang akademik dibuat
untuk mendapatkan gelar. KTI bidang akademis untuk mendapatkan gelar antara
lain : tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi. Sedangkan KTI yang lain misalnya
KTI hasil penelitian. Berupa KTI hasil
penelitian misalnya : PTK, PTS, best
practice, makalah, artikel, jurnal. KTI berupa ulasan atau resensi.
Karya Tulis Ilmiah atau KTI ada yang berupa Buku . Buku
Bahan Ajar : diktat, modul, buku ajar, buku referensi. Buku Pengayaan :
monografi, buku teks, buku pegangan, buku panduan. Buku kompilasi : bunga
rampai, prosiding .
Lebih jauh nara sumber menjelaskan Ternyata tidak semua KTI itu berupa buku. Memang
secara wujud, PTK, PTS, Tugas Akhir, skripsi, tesis, desertasi itu berupa buku,
namun bukan buku. Lebih tepatnya adalah laporan hasil penelitian dan sifat
publikasinya pun terbatas
Nara sumber menyampaikan penjelasan lebih jauh
tentang KTI. Bagaimana struktur penyusunan penulisan KTI ? Secara umum / umumnya seperti
struktur bab berikut ini :
Disela-sela
keseriusan pesera Kegiatan Belajar Menulis Nusantara / KBMN ada peserta yang
berkomentar “Mantapp komplit Mr. Yons”. Nara sumber Bapak Daryono yang sering
diberikan julukan Mr. Yons , melanjutkan penjelasannnya. Struktur di atas umumnya
dijadikan sebagai standar dalam Menyusun bab-bab dalam KTI meskipun untuk KTI
sejenis skripsi, tesis, desertasi, tugas akhir memiliki gaya yang berbeda di
setiap kampus.
Perbedaan Apa yang menjadi pembeda antara laporan KTI dengan KTI yang dikonversi
menjadi buku? Lebih jau Nara sumber Mr Yons , menyampaika hal- hal sebagai
berikut:
Secara
subtansi isi, tidak ada perbedaan isi laporan KTI dengan isi buku hasil
konversinya. Karena sejatinya isi buku mencerminkan keseluruhan isi laporan KTI.
Peserta pelatihan ada yang menyela untuk bertanya; jenis teks apakah termasuk
tidak Mr.? Secara spontan Mr Yons selaku naras umber menjawab: Bisa.
Secara sistematika, tentunya gaya penulisan KTI
dengan penulisan buku tentu berbeda. Ada penyesuaian-penyesuaian sistematika KTI
yang dikonversi menjadi buku dengan tujuan agar kesannya tidak kaku. Misalnya
penomoran tiap sub bab-sub bab. Secara Bahasa, meski sama-sama ilmiah, hasil
konversinya tentu harus dimodifikasi sehingga Bahasa dalam bukunya lebih luwes,
bersifat lugas dan tidak lagi mencantumkan kata-kata seperti penelitian ini,
peneliti, teman sejawat, penulis.
Tata cara bagaimana cara mengkonversi KTI menjadi
buku: suasana semakin penasaran. Ingin tahu
dari segenap peserta terlihat sangat antusias. Kita mulai , ajak naras umber melanjutkan
:
- Memodifikasi Judul
Judul KTI umumnya mengandung unsur : variabel penelitian, objek penelitian, dan seting penelitian (baik tempat maupun waktu). Judul buku hasil konversi seperti judul buku-buku yang punya daya tarik dan daya jual harus menarik, unik, mudah diingat, dan mencerminkan isi buku. Kemenarikan judul buku sifatnya subjektif. Contoh buku konversi dari hasil penelitian Mr Yons sendiri
Keren..Luar
Biasa... pengetahuan super penting semua. Semua pasti bisa. Mari buktikan. Memodifikasi
Sistematika dan Gaya Penulisan. KTI Nonbuku yang berupa laporan hasil
penelitian umumnya ditulis dengan sistematika dan penomoran yang baku seperti
yang telah diuraikan di atas. Nah, pada
saat laporan tersebut dikonversi menjadi buku, maka harus dimodifikasi gayanya
sesuai dengan gaya penulisan buku. Tidak tampak lagi adanya sub bab-sub bab
yang membuat isi buku seolah-olah terpisah-pisah.
2. Modifikasi Bab I
Penulisan pada Bab I yang biasanya PENDAHULUAN
boleh tetap dipertahankan judulnya dengan PENDAHULUAN , boleh dengan kata PEMBUKA atau kata lain yang
menggambarkan kemenarikan buku. Pada konversi PTK yang di buat, di rubah
pendahuluan dengan FENOMENA PEMBELAJARAN TIK yang tentunya berisi mengenai
fenomena sebagaimana isi poin latar belakang dalam naskah laporan aslinya
ditambah dengan fenomena kekinian agar pentingnya isi buku dapat ditonjolkan
sejak awal sehingga pembaca merasa tertarik untuk membaca keseluruhan isi buku
tersebut. Adapun secara struktur, tidak diperlukan lagi sub bab - sub bab
seperti latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat dalam bentuk angka-angka.
Fokusnya lebih mengeksplor latar belakang.
- Modifikasi Bab II.
Berkait dengan
modifikasi bab 2 , nara sumber contohnya isi bab II dari PTK yang di susun sebagai berikut:
Susunan bab dan
sub bab di atas di rubah dalam gaya penulisan buku sehingga menjadi beberapa
bab, yaitu :
- Modifikasi Bab III.
Substansi
bab 3 sebenarnya lebih terfokus pada metode, teknik pengumpulan data
(instrumen) serta analisis data. Jika berupa PTK berisi langkah-langkah
tindakannya.Ada beberapa alternatif yang dapat diterapkan. Benar-benar
menghilangkan bab III, menginclude bab 3 di bab 2 atau menarasikan bab 3 di
awal bab pembahasan. Menghilangkan bab 3 maksudnya keseluruhan isi bab 3
dihilangkan, sebab bunyi bab 3 sebenarnya bisa dicermati dari isi pembahasannya.
Menginclude bab 3 di bab 2 maksudnya konsep pokok terpenting dari bab 3
digabung dalam bab 3. Misal dari contoh ini, langkah-langkah tindakan di include di Bab V dengan sub Tahapan Penerapan
Every One is Teacher Here Menggunakan Model Tindakan Kelas. Menarasikan bab 3
di awal bab pembahasan maksudnya menyampaikan substansi isi bab 3 sebagai awal
pembahasan. Sebagai contohnya berikut ini :
Namun narasi
tersebut butuh kehati-hatian. Jika untuk kepentingan kenaikan pangkat bagi guru
ASN, maka narasi tersebut perlu dipertimbangkan untuk dicantumkan. Benar -Bener,
butuh ekstra di bagian Bab III. Memang butuh mentoring untuk editingnya.
3. Modifikasi Bab IV
Bagian ini
sejatinya merupakan bagian inti isi buku, sesuai dengan judul buku. Bab IV
tidak lagi menggunakan judul Hasil Penelitian dan Pembahasan, namun disesuaikan
dengan konteks buku. Judul buku menjadi pilihan sebagai judul Bab IV. Dalam
contoh yang saya berikan, Bab VI STRATEGI TIM QUIZ DALAM PEMBELAJARAN TIK. Pada
buku bab IV dapat dimasukkan tabel, grafik, foto-foto kegiatan maupun hasil
penelitian yang menyatu dalam buku. Bab IV tidak lagi berisi data mentah
seperti nilai dari setiap siswa berikut namanya. Foto pun hanya sekedar yang
dibutuhkan sebagai pendukung. Pernah
mengedit buku hasil lomba Dharma Wanita SMK se Provinsi Jawa Timur. Foto-fotonya
full karena memang berisi cara membuat kerajinan, makanan.
- Modifikasi Bab V
Nara sumber Mr
Yons sebelum melanjutkan memotivasi peserta dengan kata-kata yang menenangkan
untuk mengurangi ketegangan. Tim Solid Om Jay yang siap jadi mentoring. Pada
laporan hasil penelitian, bab V biasanya diberi judul PENUTUP. Judul tersebut
dapat dipertahankan. Hanya saja, isi bab tidak hanya simpulan dan rekomendasi
(saran) saja, namun ditambahkan temuan yang terkait dengan hasil penelitian. Pengalaman
naras umber Mr Yons pernah mengedit desertasi yang bagian penutupnya komplit
terkait dengan implikasi substansi isi buku.
- Modifikasi Lampiran
Lampiran yang
disertakan hanyalah instrument penelitian atau data matang yang mendukung,
bukan data-data mentah.
Hal-hal yang
perlu diperhatikan saat mengkonversi KTI menjadi buku.
Pertama, keaslian laporan hasil penelitian.
Tindakan Plagiat tidak dibenarkan terlebih karya seperti PTK kadang tidak dicek
keasliannya. Namun saat diterbitkan jadi buku, maka penulis harus yakin betul
bahwa karya yang akan diterbitkan memang oroginal punya penulis sendiri. Kalau
karya seperti skripsi, tesis apalagi desertasi akan langsung ketahuan jika
plagiat karena sudah ada generate machine untuk pengecekannya.
Kedua ,
menghindari kompilasi yang terlalu banyak. Include saja pendapat pada ahli yang
mendukung substansi ini, sisanya mengembangkan dengan analisis dari sudut
pandang penulis. Mengapa demikian, saat penulis menerbitkan buku dari hasil
KTI-nya sedang otomatis dia sedang menyuguhkan bahan pustaka kepada pembaca. Kegiatan
sekedar meng-copas pendapat asli para pakar perlu dihindari dengan mengubah
gaya penulisan kutipan.
Ketiga memilah dan memilih data yang dipublikasikan.
Data matang saja yang disajikan agar buku berbobot dan tidak bombastis.
Keempat, modifikasi bahasa buku. Hindari pemakaian
penanda transisi menurut hal itu sesuai dengan pendapat lebih lanjut si A
menyatakan berdasarkan hal tersebut. Termasuk menyebutkan kata penelitian ini,
peneliti, bahkan penulis.
Kelima, hindari pengambilan sumber kutipan berantai
atau pendapat yang kurang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Keenam, wajib menuliskan semua daftar Pustaka yang
dipakai sebagai rujukan dalam buku untuk mendukung keabsahan buku.
Ketujuh, memperhatikan kaidah penyusunan buku
ber-ISBN khususnya jika akan dinilaikan untuk KP sesuai Buku 4 PKB.
Comments
Post a Comment