Pertemuan ke 18
Hari tanggal
: Jumat ,12 februari 2021
Nara sumber : Joko Irawan Mumpuni
Tema : Menulis
Buku Ajar
Moderator : Bambang purwanto
Oleh Runtifasih
Moderator Memulai Acara
Assalamualaikum.
Salam sejahtera untuk kita semua. Salam Literasi Senang dan bahagia malam ini
kita semua bisa kembali belajar bersama di kelas online ini. Malam ini
narasumber kita adalah narasumber yang luar biasa, beliau adalah : Bapak Joko
Irawan Mumpuni Tema malam ini :Menulis buku yang diterima penerbit.
Nara Sumber
Memulai
Selamat malam
semuanya..Salam Sehat. Salam Literasi/ Malam ini saya kan mengajar dengan
metode presentasi kombinasi dengan pesan suara; jadi setiap Slide yang saya
upload akan saya jelaskan lewat pesan suara. Kenapa. Biar kalimat saya nggak
dicopy paste di blog hahaha. Baik kita mulai..
Profil nara sumber bisa dilihat pada gambar di bawah ini:
Malam hari ini penuh tantangan sekali,
tantangannya adalah Pak Joko memberikan materi dengan metode presentasi yang dikombinasi
dengan pesan suara. Jadi beliau menguplaod slide yang kemudian dijelaskan lewat pesan suara.
Tujuannya satu agar apa yang beliau paparkan tidak begitu saja di copy paste oleh para peserta diblognya
masing-masing.
Sebelum memulai pemaparannya Pak Joko
mengirim slide pertama berikut ini,
Tangga
menulis
Berdasarkan slide pertama
ini, kita memulai dengan kejujuran diri. Terkait tulis menulis dimanakah posisi
kita saat ini berada? Rasa-rasanya tidak mungkin kita berada di posisi 'I won't do it', dengan bergabung di wag
belajar ini dengan sendirinya kita memiliki keinginan untuk menulis. Sebuah
harapan dari Pak Joko untuk semua peserta berada di puncak tangga 'Yes, I did it!', Saya akan menulis dan
melahirkan sebuah buku ketika kegiatan ini berakhir.
Slide selanjutnya mengenai Industri buku atau
penerbitan,
Slide tersebut memberikan gambaran mengenai industri
penerbitan yang terkait erat dengan berbagai stakeholders seperti
penulis, pabrik kertas, editor, toko buku dan lain sebagainya. Jadi dengan kata
lain ketika seseorang berhasil menerbitkan buku melalui penerbit profesional
yang diedarkan ke seluruh Indonesia itu berarti kita bisa memberi nafkah kepada
banyak orang. Semisal jika kita menerbitkan di Penerbit Andi maka kita bisa
menafkahi karyawan Penerbit Andi sejumlah enam ratus orang lebih.
Jika dalam slide sebelumnya terlalu
kompleks, maka jika disederhanakan maka ekosistem penerbitan itu terdiri dari:
- Penerbit
- Penyalur
- Pembaca
- Penulis
Seperti yang tertera dalam slide berikut:
Pembaca adalah target pasar atau pasar itu sendiri, sementara penulis,
penerbit, dan penyalur. Penerbit sekaligus menjadi suplier terhadap toko-toko buku yang ada baik toko
buku daring maupun luring.
Selanjutnya pada slide keempat,
Hasil riset UNESCO pada tahun 2016, menyebutkan bahwa ditingkat Asia
Tenggara, Indonesia berada diurutan ketiga paling bawah untuk urusan literasi.
Jadi sebetulnya industri penerbitan yang terkait literasi di Indonesia memang
sangat rendah. Hal tersebut disebabkan diantaranya dikarenakan oleh kurangnya
minat baca, dan minat tulis karena budaya kita lebih lekat dengan budaya
bicara. Meski secara logika (harusnya) jika pandai bicara, maka pandai pula
menulis. Karena orang tersebut sudah memiliki konten dari apa yang dia
bicarakan.
Hambatan selanjutnya adalah apresiasi hak cipta. Di Indonesia sudah
menjadi rahasia umum jika ada buku best seller sudah
pasti ada buku bajakannya, bahkan dengan beraninya menjual langsung di marketplace. Biasanya penerbit buku best seller akan melakukan teguran, meski tetap
saja selalu kucing-kucingan dengan para pelaku pembajakan.
Nara sumber memilih untuk membiarkan, sampai semua orang memiliki
kesadaran untuk menulis. Karena jika sudah sadar bahwa menulis itu prosesnya
berat sekali lalu kemudian karyanya tidak dihargai. Dengan sendirinya akan
tersadarkan bahwa membeli buku bajakan dan melakukan pembajakan adalah tercela.
Slide berikutnya tampak semakin rumit, serumit fokus yang
saya jalani saat harus membuat resume sementara anak nomor dua terus berusaha
mengalihkan perhatian. Sabaaar. Ini dia slidenya:
Berdasarkan slide diatas,
maka jika ingin menerbitkan buku tentu saja yang pertama dilakukan penulis
adalah mengirimkan naskahnya kepada penerbit. Selanjutnya penerbit mempelajari
kemungkinan penerbitannya yang nanti akan mengerucut kepada dua keputusan
ditolak atau diterima.
Jika ditolak naskah tersebut akan dikembalikan pada penulisnya. Jika
diterima penulis akan dikirimi surat pemberitahuan melalui email ataupun surat cetak berisi SPP (Surat
Perjanjian Penerbitan) yang harus ditandatangai penulis dan dikembalikan
bersama softcopy naskah lengkap. Adapun cara mengirimkan
naskah adalah sebagai berikut:
- Cetak naskah lengkap
- Sertakan biodata diri anda
- Sertakan deskripsi segmen pasar yang ingin
diraih
- Masukan amplop dan kirimkan ke penerbit
- Tunggu pemberitahuan naskah anda ditolak atau
diterima
Selanjutnya Penerbitlah yang akan mengedit naskah tersebut oleh editor
profesional. Jadi jika ada naskah yang ditolak bukan hanya semata-mata karena
kesalahan editorial. Di Penerbit Andi setiap bulan naskah yang masuk sekitar
300 naskah, bahkan mengalami kenaikan sampai 500an naskah selama masa pandemi
ini.
Sebelum mengirim naskah jangan lupa untuk memilih penerbit yang baik,
dengan kriteria seperti berikut ini:
Lalu bagaimanakah penerbit yang harus diwaspadai? kita bisa melihat
ciri-cirinya pada slide berikut:
Setelah buku terbit, penulis akan memperoleh hal-hal seperti yang
tertera pada slide dibawah ini:
atau dengan kata lain seperti berikut:
Selanjutnya rahasia sistem penilaian di penerbitan:
Berdasarkan rahasia tersebut sebagai penulis pemula, carilah tema-tema
yang memiliki peluang pasar yang bagus agar naskah diterima penerbit. Karena
itulah peluang paling memungkinkan yang bisa dilakukan oleh penulis pemula.
Lalu naskah seperti apa yang bisa dilirik oleh penerbit untuk
menerbitkan buku kita?
Untuk penulis pemula, buatlah naskah dengan tema populer. Karena pada
umumnya penerbit jelas akan lebih memilih tema populer yang ditulis oleh
penulis populer.
Tema populer adalah tema yang sedang menjadi trending dimasyarakat saat ini. Penerbit Andi
sendiri selalu menggunakan Google Trend untuk
menguji apakah naskah tersebut sedang dibutuhkan masyarakat atau tidak, sedang
menjadi trend atau tidak.
Selain dari Google Trend, juga sudah ada riset yang memprediksi
perubahan sikap pada perilaku konsumen di Indonesia. Tergambar dalam slide berikut ini:
Maka tulislah hal-hal seperti yang diprediksikan diatas karena saat ini,
hal-hal tersebut yang menjadi trending dan
yang paling dibutuhkan masyarakat.
Slide selanjutnya adalah mengenai dasar penentuan oplah,
Penulis pemula disarankan untuk membuat naskah lebar dengan lifecycle pendek.
Untuk gaya selingkung rata-rata penerbit termasuk penerbit Andi menerima
semua gaya selingkung. Dan para penulis boleh memilih gaya selingkung manapun
tetapi syaratnya harus konsisten.
Kwadran
Kategori Penulis:
1. Penulis Idealis, ciri-cirinya:
- Tidak begitu memperhatikan kebutuhan pasar
- Tidak suka campur tangan pihak lain
- Tidak mementingkan imbalan finansial
- Kesempurnaan sebuah karya lebih penting
daripada produktivitas
2. Penulis Industrialis, ciri-cirinya:
- Sangat memperhatikan kebutuhan pasar
- Terbuka dan lapang dada terhadap intervensi
pihak lain
- Imbalan finansial tujuan utama
- Kesempurnaan karya terkadang tidak lebih
penting dari produktivitas
3. Penulis Idealis-Industrialis, ciri-cirinya:
- Mempertahankan kebutuhan pasar,dan
berani out of the box
- Memiliki pendirian kokoh dan menerima masukan
orang lain
- Imbalan finansial dan kualitas menjadi hal
utama dan sama-sama dijaga
- Selalu menyeimbangkan kesempurnaan karya dan
produktivitas
Penulis tipe ketiga yaitu penulis idealis - industrialis inilah yang
paling dicari penerbit.
Penutup
mantap...lanjutkan bu
ReplyDelete